Wednesday 31 May 2017

Jangan Mau Kalah Sama Bapak Zionis




Image result for Herzl

Buat kamu yang sedang mengejar mimpi, rasanya kita bisa belajar dari tekad baja Bapak Zionis, Theodore Herzl.

"If you will it, it is no fairy-tale. But if you do not will it, it is and will remain a fairy-tale, this story that I have told you…All the activity of mankind was a dream once – and will again be a dream". Herzl

Bapak Zionis ini ternyata memiliki tekad yang amat kuat dalam mewujudkan mimpi jahatnya: Yahudi harus punya negara sendiri!

Walau tidak mudah, Herzl pantang menyerah. Ini dia kisah jatuh bangun berpeluh keringat Herzl!

"Jika kau bermimpi maka tulislah mimpi-mimpi itu" begitu pesan motivator yang sering kita dengar.

Herzl ternyata juga rajin menuliskan mimpi-mimpinya tentang negara Yahudi.

Pada 1895, Herzl sudah menuliskan tidak ingin mendirikan negara Israel yang religius, "Kita akan memastikan Rabbi dibatasi aktivitasnya di dalam Sinagog." tulisnya dalam buku harian.

Ia juga menulis strategi jahatnya, "ketika kita menduduki tanah jajahan, kita akan membawa keuntungan pada negara yang menerima kita.

Kita akan mencoba mengusir warga miskin keluar dari tanah dengan menyiapkan lapangan kerja di negara lain sambil menolak mereka kerja di dalam negeri. Pemilik tanah lalu akhirnya akan ikut keluar. Proses ini harus dilakukan secara rahasia dan hati-hati."  (1)

Bahkan saat tanah belum didapat, mimpinya telah jauh ke depan.

Satu tahun kemudian, Herzl dan gerakan Zionis mulai menggencarkan mimpinya. Dengan dalih akan menggaungkan isu agama untuk menarik Yahudi, rasanya Palestina jadi negara yang tepat. Mereka lalu mendatangi Sultan Abdul Hamid II untuk membelinya.

"Sesungguhnya imperium Ustmani ini milik umat Islam. Mereka tidak akan menyetujui permintaan itu. Karena itu, simpanlah kekayaan kalian dalam kantong kalian sendiri!" Tolak Sultan Abdul Hamid II dengan tegas. (2)

Penolakan ini tak membuat Herzl putus asa. Pada 1897 Konferensi Zionis diselenggarakan di Basel. Mereka merancang strategi baru untuk menghancurkan Dinasti Otoman dan mendirikan negara Israel. (2)

Pencarian tanah masih berlanjut. Herzl meminta Argentina dan kembali menuai penolakan.

Masih dalam pencarian tanah negara, pada 23 Januari 1904 di Roma, Herzl meminta Tripoli dan lagi lagi menuai penolakan!

"Tanah ini sudah milik orang lain." terang King Victor Emanuel III dan Pope Saint Pius X. (3)

Selain penolakan bertubi-tubi dari para raja. Mimpi Herzl ternyata juga ditentang oleh kaumnya sendiri, dari kalangan rabbi. "Yahudi bukan lah negara dan Zionisme tidak sesuai dengan ajaran Yahudi." ujar Pemimpin Rabbi, Moritz Gudemmann dari Wina. (4)

Majelis Rabi Jerman bahkan secara resmi dan terbuka mengutuk usaha zionis untuk menciptakan negara Yahudi di Palestina karena bertentangan dengan Taurat. (5)

Tidak hanya ditolak dan ditentang, Herzl dan gerakannya ternyata juga dibenci.

Kebencian ini diungkapkan PM Inggris Balfour Pada 1905, "Imigran Yahudi tidak memberikan keutungan pada negara Inggris. Tindakan mereka eksklusif, agamanya berbeda, hanya menikah dan berbisnis dengan sesama mereka."

Ditambah Yahudi eropa yang suka bikin ribut. Mereka tidak hanya berpartisipasi dalam gerakan revolusi bahkan menjadi pionirnya. (6)

Kebencian Inggris sudah mencapai ubun-ubun. "Untuk kemanan kita sendiri, saya tidak melihat opsi yang lain, selain menaklukkan tanah yang mereka inginkan dan mengirimkan mereka untuk tinggal di sana." ujar Filsuf J.G Fichte. (7)

BOOM!

1917, lewat deklarasi Balfour akhirnya Zionis diikuti berbondong-bondong Yahudi Eropa mampu memasuki tanah Palestina.

Usaha jatuh bangun Herzl selama ini ternyata tidak sia-sia.

Dengan bangga sekali lagi ia berkata, "If you will, it is no fairy tale."

So, jangan sampe usaha kita meraih mimpi yang insya Allah tujuannya baik, kalah sama Bapak Zionis ini.


Sumber:

(1) Buku Harian Herzl. Michele Prior, Bibble and colonization p.146)

(2) Harb, Muhammad (1998). Catatan Harian Sultan Abdul Hamid II.
Darul Qalam; Asy-Syalabi, Ali Muhammad (2003), Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah. Pustaka Kautsar, 403-425

(3) Michele Prior,Zionism and the State of Israel Moral Inquiry, (Routledge, London 1999, hal.7)

(4) Michele dan Prior, Bible and Colonization p.109

(5) ibid p.112

(6) Document on British Foreign Policy

(7) J.B Agus The Meaning of Jews History,New York Abelard Schuman,1964 p.334) 1919-1931, Series 1, vol. IV, London,Her Majesty Stationary office, 1952.

Tuesday 30 May 2017

Untuk yang sedang lemah dalam beramanah



Image result for amanah
(Salim A.Fillah)

_Dulu,merasa ditinggal,tidak dipedulikan, pengurus pada tidak peka pada kebutuhan, ditambah lagi persoalan profesionalitas harus dipertahankan. Kau kira akademisku berjalan lancar? begitu kiranya ketika amanah dan dakwah menjadi kambing hitam Dakwah hanya jadi bualan semua hanya karena lelah karena lilah, niatan dan janji اَللّÙ‡ُ  yang terabaikan_

_Amal yaumi yang seharusnya terjiwai, namun hanya sekedar rutinitas tak menancap dihati. Boro boro tahajud seminggu sekali, yg ada syuro hampir tiap hari. Katanya sih untuk ummat ini, tapi aku lupa sama kewajiban diri. Harusnya liqo semakin giat, tapi dateng sering telat, atau malah futurnya kumat_

👣Kepadamu yg telah ku bawa bersamaku meniti jalan ini,
Maaf telah melibatkanmu dalam perjalanan yang begitu melelahkan,
Perjalanan yang kerap membuat kita harus menangis darah,
Perjalanan yang lebih sering membilurkan luka,
Perjalanan yang kerap membuat kita merasa ingin berhenti dan kembali ke garis awal atau menepi...

Kepadamu yg telah kubawa bersamaku meniti jalan ini,
Maaf pernah berfikir meninggalkanmu seorang diri,
Menempuh segala perjalanan hidupmu sendirian
Bukan benar-benar meninggalkanmu,

Membiarkanmu berproses di jalan ini,
Hanya untuk membuatmu memahami likunya,
Hanya untuk membuatmu bertahan diatas kakimu,
Hanya untuk membuatmu tegar dalam melangkah.

Sebab kelak,
Ada masa dimana kita benar-benar akan sendiri
Menapaki jalan ini.
Ada masa dimana kita hanya punya Allah untuk dapat bertahan
Ada masa dimana kita harus berkata
"Hei... ini aku dan jalanku"
Masa dimana menjadi benar-benar terasing di keramaian dunia.
Masa dimana kita melukis cahaya yang berbeda dari mereka.

Kepadamu yg telah kubawa bersamaku meniti jalan ini,
Inilah jalan yg kita tempuh sekarang,
Jalan yg lebih banyak duri yg akan kita temui,
Jalan yg lebih terjal dan mendaki,
Jalan yg akan menguras airmata, semangat dan harapan semu,

Namun, inilah juga jalan yg akan membawa kita ke puncak,
Menikmati segala keindahan dari atas tanpa penghalang,
Yang akan mengubah airmata menjadi tawa kebahagiaan, melahirkan harapan baru yang pasti.

Setelah perjuangan dan pengorbanan telah kita lalui.

Kepadamu yg telah kubawa bersamaku meniti jalan ini,
Genggam tanganku erat jangan ragu
Ketika kau merasa letih dan tak sanggup berdiri,
Disaat kau ingin berhenti,
Menolehlah,
Disitu masih ada aku,
Yg masih bersamamu ketika memulai perjalanan panjang ini.
Dan akan tetap tersenyum kepadamu, menganggukkan kepala.
Bahwa kau bisa terus berjalan tanpa takut, tanpa ragu.
Sebab Allah juga bersamamu.

Kepadamu yg telah kubawa bersamaku meniti jalan ini.
Inilah jalan kita.

Kita memang akan menjadi berbeda,
Tak lagi sama dengan mereka,
Akan di asingkan,
Namun karena itulah kita menjadi permata,
Dijalan ini.
Di Jalan Dakwah. Jalan Cahaya.

Jangan takut dikatakan sok alim, karena mengajak orang lain berhijrah.
Tetapi takutlah akan teguran Allah, jika kita sudah berhijrah tetapi tidak mengajak orang lain untuk berhijrah juga.

*jalan cinta para pejuang*

_Ikhwafillah, Rangkullah sahabatmu sekali lagi, Bisa jadi ia menjadi lemah, sebab engkau tak lagi peduli_

#untuk yang tegar di jalan dakwah

#Menyelami samudera Alquran
  
 

jangan tinggalkan shalat karena ia membentuk kebiasaan dan kepribadianmu



Artikel ini unik dan memotivasi
Dari akun facebook Muhammad Saefullah.
Image result for shalat
"Ati-ati kalau sudah mulai gampang ninggalin sholat. Karaktermu akan ikut berubah seiring seringnya ninggalin sholat".
Kalau subuh sudah mulai ditinggalkan. Biasanya kamu akan gampang jadi orang yg menyepelekan waktu, gampang jadi orang yg ingkar janji dan suka tergesa-gesa dalam segala urusan.
Kalau dzuhur sudah mulai ditinggalkan. Biasanya mulai malas, mudah menyepelekan tanggung jawab atau amanah. Gampang bingung dan mudah lelah.
Kalau ashar mulai ditinggalkan. Biasanya kamu mulai biasa (rasanya) saat melakukan dosa kecil maupun besar. Gampang kesentuh dengan zina dan ghibah.
Kalau maghrib mulai ditinggalkan. Akibatnya mulai gampang larut dalam kesibukan yg makin sibuk. Waktu terasa sempit dan urusan seolah seperti nggak ada ujung pangkalnya. Makin diselesaikan makin rumit, makin dikejar makin jauh.
Dan kalau isya sudah ditinggalkan. Mulai hilang ketenangan. Mulai gampang gelisah dan was-was. Mudah bosan dan miskin kreatifitas.
Jaga sholatnya, biar jauh dari perbuatan yg sia-sia."
Semoga kita termasuk yang seneng bangun pagi. Sholat berjamaah di masjid dan konsistens ya,
Amiin Yaa Allahu Yaa Kariim