Friday 13 April 2018

Customer ga jadi beli, dosa kita ada yg terhapus.. Kok bisa?

Bismillah...

Tadi shubuh denger kajian Ustadz Erwandi, tentang hukum jual beli. Ternyata apabila kita sebagai pedagang mendapatkan pembatalan pembelian dari calbuy atau cust, dosa2 kita akan berguguran, bisa jadi jalan di hapusnya dosa. MasyaAllah indahnya Syariat Islam, semuanya di atur dengan adil, tidak ada yang sia-sia.

‘Iqalah‘ atau ‘menerima pembatalan transaksi’ adalah perbuatan yang sangat dianjurkan, mengingat sabda Nabi,

مَنْ أَقَالَ مُسْلِمًا أَقَالَ اللهُ عَثْرَتَهُ يَوْمَ القِيَامَةِ

‘Barang siapa yang menerima pembatalan transaksi yang diminta oleh seorang muslim maka Allah akan memaafkan kesalahan-kesalahannya pada hari kiamat nanti.’ [(H.r. Abu Daud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Baihaqi dari Abu Hurairah. Hadis ini dinilai sahih oleh As-Sakhawi dalam Al-Maqashid Al-Hasanah, no. 465; oleh Al-Albani dalam Al-Irwa’, no. 1333 dan dalam Silsilah Shahihah, no. 2614; dan oleh Muqbil Al-Wadi’i dalam Shahih Musnad, no. 1373).”

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَقَالَ مُسْلِمًا أَقَالَهُ اللَّهُ عَثْرَتَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Siapa yang menerima pengembalian barang dari seorang muslim, maka Allah akan mengampuni kesalahannnya di hari kiamat.  (HR. Ahmad 7431, Ibnu Hibban 5030 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)

Jadi jangan marah, uring2an atau pun kecewa kalau ada yang tidak jadi beli dagangan kita atau membatalkan, insyaAllah akan Allah ganti dari arah yang tidak di sangka-sangka, dan semuanya bernilai pahala. Jadilah pedagang yang jujur & amanah, berdagang bukan masalah untung dan rugi tapi surga dan neraka.

Dan kata ustadz Erwandi bagi umat muslim belajarlah, kalian harus tahu tentang Syariat Islam, sebelum melakukan akad maka pelajari dulu hukumnya.

MasyaAllah dapat ilmu baru lagi...

Monday 9 April 2018

Lakukan BAGIANMU, dan Allah akan melakukan bagian-Nya

Apakah Allah subhanahuwata’alla nggak bisa membelahkan lautan tanpa Musa memukulkan tongkatnya? Ya bisa. Kalau Allah sudah berkehendak, maka Kun! fayakun, terjadilah. Semudah itu.
.
Lantas, kenapa Musa diperintahkan untuk memukulkan tongkatnya terlebih dahulu?
.
Karena memukulkan tongkat adalah bagiannya Musa. Yang ketika Musa melakukan bagiannya tsb, maka sempurnalah BUKTI bahwa Musa betul-betul serius yakin pada Allah, serius butuh pertolongan Allah.
.
Berapa banyak dari kita justru sibuk menanti keajaiban jatuh dari langit, tanpa kita mau melakukan bagian kita? Padahal, kita perlu memukulkan tongkat kita terlebih dahulu, dan setelah itu Allah akan melakukan bagian-Nya (yang jauh lebih besar dan dahsyat dibandingkan bagian kita)
.
Coba kalau kita ada di posisi Musa saat itu. Di depan ada laut, di belakang dikejar pasukan yg siap membunuh. Ini posisi terjepit. Mentok. Maju kena mundur kena. Lalu Allah kasih perintahnya: "Pukulkan tongkat!"
.
Kalau itu kita, bisa jadi malah akan nanya sama Allah. “Ya Allah, serius nih tongkat dipukulin aja ke laut? Emang ngaruh ya Rabb, emang bisa jadi solusi? Kan cuma tongkat. Cuma dipukulin juga. Bisa apa ya Rabb?”
.
Beda jauh sama teladan sikap dari Nabi Musa. Musa taat, sami'na wa atho'na. Saya dengar perintah-Nya, saya tunaikan. Yakin! Lurus! Nggak ada sedikit pun ragu, bahkan meski logika bilang nggak nyambung.
.
Dan bagian yang kita harus tunaikan itu aslinya kecil banget, jika dibandingkan dengan bagian yang akan Allah lakukan untuk kita. Udah kecil, ragu pula. Haduh.
.
Maka semua termasuk yang nulis ini mesti evaluasi, sebab memang begitu sikap kebanyakan kita. Tidak tunai melakukan bagian kita, padahal justru disitu kuncinya.
.
Lakukan dulu bagianmu, nanti Allah PASTI akan melakukan bagian-Nya (yang jauh lebih besar). Let's do our part, with faith!
.
#FebriantiAlmeera #HikmahKisahNabiMusa #DoYourPart #MenjemputPertolonganAllah #SemogaTembusKeHatimu  - #regrann

Thursday 5 April 2018

Rasulullah our true love

1] Bila Aku Tak Suka Makananku,
Aku Teringat Pd Rasulullah Saw Yg Mengikat Batu Pd Perutnya Utk Menahan Lapar.

2] Bila Aku Rasa Pakaianku Kurang, Aku Teringat Pd Baginda Rasulullah Saw, Yg Hanya Ada Tiga Helai Baju Seumur Hidupnya.

3] Bila Aku Rasa Tak nyaman Dgn Tmpt Tidurku, Aku Teringat Pd Rasulullah Saw, Yg Pernah Tidur Hanya Beralas Pelepah Kurma & Kain Kasar.

4] Bila Aku Kikir Utk Memberi, Aku Teringat Pd Rasulullah Saw, Yg Pernah Memberi Segala Yg Ia Miliki Hingga Tak Tinggal Sikit Pun Utk Dirinya

5] Bila Aku Fikir Betapa Miskinnya Hidupku, Aku Teringat Pd Rasulullah Saw, Yg Sgt Cinta Pd Org Miskin & Ingin Bersama Si Miskin Di Syurga.

6] Bila Aku Kecewa Pd Mereka Yg Banyak Menyakitiku, Aku Teringat Pd Rasulullah Saw, Yg Sentiasa Memaafkan Semua Org Yg Telah Menyakitinya.

7] Bila Aku Tahu Ada Org Yg Membenciku, Aku Teringat Pd Rasulullah Saw, Yg Sentiasa Berdoa Utk Org² Yg Telah Menghina Dan Membencinya.

8] Bila Org Lain Tak Berterima Kasih Pd Kebaikan Yg Aku Lakukan Pd Mereka, Aku Teringat Pd Rasulullah Saw Yg Dihalau Dgn Hina Di Thaif.

9] Bila Aku Rasakan Bahwa Tiada Org Yg Menyayangiku, Aku Teringat Pd Rasulullah Saw, Yg Mencintai Dan Menyayangiku Sebagai Umatnya.

10] Bila Aku Berfikir Betapa Sengsaranya Hidupku. Aku Teringat Pd Rasulullah Saw,
Yg Menempuh Segala Penderitaan Hidup, Demi dakwh Islam.

اَللَّهُمَّ صَلِّ َعلى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آِل سيدنا مُحَمَّد

Siapa Tak Hendak Rindu Ramadhan?

RINDU adalah gelegak hati untuk segera berjumpa dengan yang kita cintai. Maka, “Rindu Ramadhan” memuat isyarat bahwa kita mencintai Ramadhan dan berharap segera bisa menemuinya. Jika kemudian kita bisa “bercengkerama” dengan Ramadhan sesuai syariat Islam, maka mendambakan pintu Ar-Rayyan di Surga kelak membuka untuk kita, insya–Allah bukanlah sebuah mimpi.

Posisi dan Janji
Bagi kaum beriman, Ramadhan itu bak seorang kekasih. Lihatlah, kehadiran Ramadhan selalu ditunggu-tunggu dan kebersamaan dengannya diharapkan berlangsung lama. Maka tak mengherankan jika pada saatnya harus berpisah dengan Ramadhan, banyak kaum beriman yang bersedih.
Sikap seperti yang tergambar di atas, sangat bisa dimengerti jika kita hubungkan dengan berbagai keistimewaan Ramadhan. Mari, kita baca ulang sebagian di antaranya.

Pertama, tentang “Madrasah Ramadhan dan Lulusannya”. Di Ramadhan, kita wajib berpuasa agar kita menjadi taqwa. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS Al-Baqarah [2]: 183).
Sementara, di hadapan Allah, posisi sebagai manusia paling mulia hanya boleh ditempati oleh orang-orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu (QS Al-Hujurat [49]: 13). Maka, jika demikian, siapa tak hendak rindu dengan Ramadhan?

Kedua, tentang “Janji Pengampunan”. Bahwa, atas semua dosa yang diperbuat manusia, Allah jadikan puasa Ramadhan sebagai media penghapusnya. Barang-siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni(HR Bukhari – Muslim). Maka, jika demikian, siapa tak hendak rindu dengan Ramadhan?

Ketiga, perihal “Pahala yang Dilipatgandakan”. Di dalam Ramadhan besar pahala berlipat-lipat ketimbang di luarnya: Setiap amal anak keturunan Adam dilipatgandakan. Tiap satu kebaikan sepuluh lipat hingga tujuh ratus lipat gandanya (HR Bukhari – Muslim). Tak hanya itu, amalan-amalan sunnah pahalanya senilai amalan wajib. Maka, jika demikian, siapa tak hendak rindu dengan Ramadhan?

Keempat, soal “Pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup”. Perhatikanlah! Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu (HR Bukhari – Muslim). Maka, jika demikian, siapa tak hendak rindu dengan Ramadhan?

Kelima, tentang “Puasa sebagai ibadah istimewa”. Cermatilah Hadits Qudsi ini: Semua amal perbuatan anak Adam untuk dirinya kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya (HQR Bukhari). Maka, jika demikian, siapa tak hendak rindu dengan Ramadhan?

Keenam, perihal “Doa yang dikabulkan”. Ada perlakuan khusus bagi doa yang dipanjatkan oleh mereka yang sedang berpuasa. Tiga kelompok yang tidak akan ditolak doanya: Orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang teraniaya. Allah menyibak awan dan membuka pintu-pintu langit seraya berfirman: ‘Demi kemulian-Ku dan keagungan-Ku, pasti Aku tolong kamu, walau setelah beberapa waktu’ (HR Ahmad dan At-Tirmidzi). Maka, jika demikian, siapa tak hendak rindu dengan Ramadhan?

Ketujuh, tentang “Lailatul Qadar”. Di Ramadhan ada malam yang sangat mulia karena nilainya lebih dari seribu bulan. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan (QS Al-Qadr [97]: 3). Maka, jika demikian, siapa tak hendak rindu dengan Ramadhan?

Kedelapan, tentang “Terbinanya optimisme yang tak berkesudahan”. Setiap orang berpuasa selalu mendapat dua kegembiraan, yaitu tatkala berbuka puasa dan saat bertemu dengan Tuhannya (HR Bukhari). Maka, jika demikian, siapa tak hendak rindu dengan Ramadhan?

Kesembilan, soal “Masuk surga melalui pintu khusus, Ar-Rayyan”. Cermatilah! Sesungguhnya di surga itu ada sebuah pintu yang disebut Ar-Rayyan yang akan dilewati oleh orang-orang yang berpuasa pada Hari Kiamat nanti. Tidak diperbolehkan seseorang melewatinya selain mereka. Ketika mereka dipanggil, mereka akan segera bangkit dan masuk semuanya kemudian ditutup (HR Bukhari). Maka, jika demikian, siapa tak hendak rindu dengan Ramadhan?

Di Surga pintu-pintunya punya nama seperti Pintu Shalat, Pintu Haji, Pintu Jihad, Pintu Sedekah, dan Pintu Ar-Rayyan. Pintu Shalat diperuntukkan bagi yang banyak melakukan shalat. Pintu jihad untuk yang banyak berjihad. Pintu Sedekah untuk yang banyak bersedekah. Sementara, Pintu Ar-Rayyan khusus bagi yang berpuasa.

Pintu Ar-Rayyan istimewa. Pintu ini akan ditutup setelah orang terakhir –pengamal puasa- masuk. Pintu ini –sekali lagi adalah pintu khusus- hanya untuk yang berpuasa dan akan ditutup setelah semua yang berhak masuk. Hal ini menunjukkan keistimewaan puasa. “Sesungguhnya di Surga ada pintu yang dinamakan Ar-Rayyan.

Orang-orang yang berpuasa di Hari Kiamat masuk dari pintu itu. Tidak dibolehkan seorangpun memasukinya selain mereka. Lalu dikatakan, ‘Di mana orang-orang yang berpuasa?’ Merekapun bangkit, dan tidak ada seorangpun yang masuk kecuali dari mereka. Ketika mereka telah masuk, (pintunya) ditutup dan tidak seorangpun masuk lagi” (HR Bukhari – Muslim).
Alhasil, ketika kita tahu berbagai keutamaan (puasa) Ramadhan, maka pasti kita merindukan kehadirannya dan lalu berpuasa di dalamnya dengan sepenuh semangat. Bersemangat, antara lain dengan berusaha untuk menjalankan puasa agar sesuai dengan apa yang telah Rasulullah Saw contohkan.

Puasa yang kita amalkan dengan segenap semangat insya-Allah akan menaikkan derajat kualitasnya. Maka, di titik ini, dengan terus berusaha menjauhkan sikap riya’, berhak kiranya jika membayangkan bahwa nama kita akan masuk dalam daftar mereka yang boleh melalui pintu eksklusif di Surga yang bernama Ar-Rayyan.

Andai Bisa
Sekarang ini, ketika kita berada di pekan terakhir Sya’ban, rindu bertemu Ramadhan insya-Allah akan segera tertunaikan. Kita bergembira. Lalu, kelak ketika 1 Syawal tiba, kaum beriman yang faham akan keutamaan Ramadhan akan tertunduk sendu: “Duh, andai Ramadhan itu berlangsung sepanjang tahun.” Rindu daku, selalu! []
Sumber:
www.islampos.com