Saturday 31 March 2018

PENYESALAN SETELAH MATI

Ust. Abdul Somad Lc, MA
Jum’at 30 Maret 2018 @Masjid Raya Alun-Alun _ Kota Bandung
Ketika kita mati, saat itu ruh keluar dari mulut dan hidung. Yang terakhir melihat ruh adalah mata. Oleh sebab itu orang yang mati matanya terbuka lebar. Kita akan menghadap Allah dalam lobang tanah, sedangkan orang yang berada bersama kita saat hidup didunia akan melupakan kita dan akan mengingat dunia seperti urusan apa yang telah kita tinggalkan saat hidup didunia.
Saat itu orang yang mati berkata seperti dalam Qs. Al-Munafiqun : 10
وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ ﴿١٠﴾
_(10) Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"_

Mengapa yang disebutkan adalah bersekah? Karena Rasulallah bersabda:
Dari Jabir r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: _*"Setiap perbuatan baik itu merupakan sedekah."*_ (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari Juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dari riwayat Hudzaifah r.a.)

PENJELASAN

Hidup ini diberikan oleh Allah untuk hidup bukan untuk mati. Namun kehidupan itu dipersiapkan untuk menjalani kematian. Orang yang telah wafat akan meminta kepada Allah untuk hidup sementara karena menginginkan peningkatan amal seperti bersedekah yang disebutkan dalam Qs. Al-Munafiqun : 10 _"Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"_

5 Penyesalan Setelah Seseorang Wafat:

1. Mati karena tidak bersedekah (Qs. Al-Munafiqun : 10)
وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ ﴿١٠﴾
_(10) Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"_

2. Andai mau mendengar dan berpikir kami tidak menjadi penghuni neraka SA’IR (Qs. Al-Mulk : 6-11)
وَلِلَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ ﴿٦﴾ إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ ﴿٧﴾ تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ ۖ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ ﴿٨﴾ قَالُوا بَلَىٰ قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِن شَيْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا فِي ضَلَالٍ كَبِيرٍ ﴿٩﴾ وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ ﴿١٠﴾ فَاعْتَرَفُوا بِذَنبِهِمْ فَسُحْقًا لِّأَصْحَابِ السَّعِيرِ ﴿١١﴾
_(6) Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali._
_(7) Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak._ 
_(8) hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir). Penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?”_ 
_(9) Mereka menjawab: "Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan (nya) dan kami katakan: 'Allah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar'"._ 
_(10) Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala"._ 
_(11) Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala._

3. Saat terbaring di rumah sakit dan sewaktu sehatnya tidak menggunakan kesehatan tersebut untuk menegakan shalat.
Kematian tidak dapat diminta dan tidak dapat diawalkan. Apabila seseorang menghadapi kematian dan saat itu ternyata masa mudanya disia-siakan maka ia akan merugi. Sedangkan jika orang tersebut meggunakan masa sehatnya seperti masa mudanya untuk ketaatan pada Allah maka terdapat 7 golongan yang akan mendapat naungan dari Allah salah satunya adalah
*anak muda yang tumbuh karena ketaatan kepada Allah.*

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya: _"Ada tujuh macam orang yang akan dapat diberi naungan oleh Allah  dalam   naunganNya  pada  hari  tiada   naungan   melainkan naunganNya 40 - yakni pada hari kiamat, iaitu: imam - pemimpin atau kepala - yang adil, *pemuda yang tumbuh - sejak kecil - dalam beribadat kepada Allah Azza wa jalla,*
seseorang yang hatinya tergantung - sangat memperhatikan - kepada masjid-masjid, dua orang yang saling cinta-mencintai kerana Allah, keduanya berkumpul atas keadaan yang sedemikian serta berpisah pun demikian pula, seseorang Ielaki yang diajak oleh wanita yang mempunyai kedudukan serta kecantikan wajah, lalu ia berkata: "Sesungguhnya saya ini takut kepada Allah," - ataupun sebaliknya yakni yang diajak itu ialah wanita oleh seorang Ielaki, seseorang yang bersedekah dengan suatu sedekah lalu menyembunyikan amalannya itu - tidak menampak-nampakkannya, sehingga dapat dikatakan bahawa tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh tangan kanannya dan seseorang yang ingat kepada Allah di dalam keadaan sepi lalu melelehkan airmata dari kedua matanya."_ (Muttafaq 'alaih)

4. Orang yang memutus tali silaturahim
Dari Anas r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: _"Janganlah engkau semua saling putus-memutuskan -hubungan persahabatan atau kekeluargaan - jangan pula saling belakang-membelakangi dan janganlah benci-membenci serta jangan pula dengki-mendengki dan jadilah engkau semua, hai hambahamba Allah sebagai saudara-saudara. Tidak halallah bagi seseorang Muslim kalau meninggalkan - yakni tidak menyapa -saudaranya lebih dari tiga hari."_ (Muttafaq 'alaih) 

Dari Abu Hurairah r,a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: _"Tidak halallah bagi seseorang Muslim kalau meninggalkan -yakni tidak menyapa - saudaranya lebih dari tiga hari. Maka barangsiapa yang meninggalkan - tidak menyapa - lebih dari tiga hari, lalu ia meninggal dunia, maka masuklah ia ke dalam neraka."_ (Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad menurut syaratnya Imam-imam Bukhari dan Muslim.)

Jika seseorang tidak meminta maaf dalam hidupnya hingga ia meninggal maka ia akan merugi. Bagaimana caranya mencari orang yang perlu kita meminta maaf padanya di yaumil mahsyar nanti? Oleh sebab itu janganlah buat diri kita merugi karena tidak mau meminta maaf ketika khilaf di dunia ini!

5. Tidak pernah berdakwah
Dakwah itu tidak selalu berdiri di atas mimbar atau didepan khalayak ramai dengan berbicara mengajak kepada Allah, tetapi seorang suami dakwah kepada istri dan keluarganya, orang yang memiliki jabatan berdakwah kepada orang lain dengan memberikan keputusan yang berpihak kepada Allah dan Rasull-Nya. Jadi semua orang bisa berdakwah tanpa terkecuali.

_____________________________________

Siaran ulang dapat di putar ulang atau di download di Chanel Youtube *Waydee TV*
Bila ada kekeliruan dalam rangkuman ini mohon maaf.

#MIM #bandung #bandungjuara #bandungbanget #bikersholeh #murabbians #pemudaistiqamah #funtalim #mim #kajian #kajianislam #kajiansalaf #infokajianbandung #persib #persibjuara #persib]bandung #persibday #maungbandung #akhyartv #madanitv #ammartv #bobotoh #bobotohpersib #satushaf #amanahquranindonesia #masjidtsb #muslimonwheel

KEGAIBAN HARI ESOK

“Orang yang beruntung adalah orang yang bisa menjadikan kegaiban hari esok sebagai hidangan bagi hatinya.”
KETIKA Nabi Musa as diperintahkan Allah swt untuk membawa bani Israil ke tepi laut apakah ia sudah mengetahui bahwa Allah SWT akan membukakan laut bagi mereka? Tidak sama sekali. Ia hanya meyakini bahwa di tempat itu Allah SWT akan menurunkan pertolongannya, tanpa diketahui apa bentuknya.
Musa as dan umatnya, dalam tekanan kebingungan yang hebat, terjebak di antara laut dan kepulan debu gurun yang dihamburkan ke angkasa oleh ribuan kereta perang Fir’aun Merneptah. Cacian-cacian kepada sang Nabi mulai berhamburan dari lisan-lisan umatnya sendiri, karena Musa, nabi mereka, malah mengarahkan mereka terkepung dan terdesak ke laut Merah.
Sementara pada saat itu, seorang pemuda yang tulus, panglima dan murid Musa as, berseru ke imamnya dari atas kuda yang terus diarahkannya ke laut, sesuai perintah imamnya. “Ya Nabiyullah, masih terus?” Pertanyaannya menunjukkan kesiapannya.
Air laut sudah seleher kudanya, dan dia, Yusha’ bin Nun, masih terus berusaha memacu kudanya yang sangat ketakutan itu untuk tetap maju menuju ke laut. Ia tidak mempertanyakan, apalagi membantah, perintah Allah untuk menembus laut Merah. Meski ia tahu bahwa Musa, imamnya dan Nabinya, juga belum mengetahui apa yang akan terjadi kepada mereka setelah itu.
Apakah seorang pangeran muda yang bernama Musa, bertahun-tahun sebelum peristiwa di atas, mengetahui bahwa pukulannya—yang hanya sekali—kepada seorang koptik akan membunuhnya? Satu kejadian “sial” yang membuat Musa menjadi tercela dan kehilangan singgasanannya. Ia ketakutan dan melarikan diri ke Madyan, tempatnya Nabi Syu’aib as. Suatu peristiwa yang merevolusi hidupnya, dari seorang pangeran Mesir menjadi cuma seorang pengemis lain di dunia ini. Namun tanpa peristiwa “sial” itu, ia tidak akan bertemu Syu’aib a.s. yang menjadi gurunya.
Kita semua adalah orang-orang yang tidak mengetahui apa yang akan terjadi, bahkan untuk semenit ke depan. Tidak kita, tidak para orang suci, tidak juga para Rasul yang lain. Kita dilarang bahkan untuk sekadar ingin mengetahui zaman di depan. Keinginan seperti itu hanya akan menjadikan kita masuk ke dalam golongan mayoritas, golongan orang-orang yang tidak bersyukur*.
Masa depan adalah kotak Pandora, dan keghaiban hari esok adalah bagian dari palu Allah yang dipergunakan-Nya untuk menempa dan membentuk jiwa kita. Kita semua adalah hamba-Nya, sebagaimana Rasulullah saw bangga ketika mengatakan “Sesungguhnya aku adalah hamba-Nya, dan rasul-Nya”.
Mari kita sambut dengan suka cita dan kita nikmati palu kegaiban-Nya, karena kita tidak tahu palu yang mana yang akan digunakan-Nya membentuk jiwa kita esok hari. Tenanglah, karena kita berada dalam genggaman Sang Maha Sutradara yang Sangat Terpercaya.
Tidak ada yang perlu kita khawatirkan, semua sudah diukur-Nya dengan rapi. Kita hanya melompat dari keadaan “nyaris” yang satu ke “nyaris” yang lain. Semakin tebal tabungan “nyaris” kita, semakin terbukalah Wajah-Nya yang Maha Indah. Hati kita mungkin dibuat-Nya remuk, tapi bukankah Allah swt mengatakan, “Carilah Aku di antara para hamba-Ku yang remuk hatinya”?
Kedigjayaan diri adalah musuh hati, dan keperihan adalah obat. Keutamaan dan kemuliaan seseorang tidak diukur dari penglihatan-penglihatan tentang alam yang tak terlihat, atau bisikan-bisikan skenario masa depan. Orang yang beruntung adalah orang yang bisa menjadikan keghaiban hari esok sebagai hidangan bagi hatinya.
Sahabatku, saudara-saudaraku seperjalanan, kita semua sama, dibuat kalang kabut dengan “pengaturan-pen
gaturan” suci dari-Nya, dan hati kita semua ada diantara permainan dua Jemari-Nya.
Jangan ada lagi ketragisan di hati. Kita semua ada dalam genggaman-Nya.***
Oleh Zamzam A. J. T.

(diedit dan diperbaiki seperlunya oleh Herry Mardian).

[*] “Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.”Q. S. Al-Mu’miin [40] : 61
: :

Friday 30 March 2018

Keyakinan Untuk Sukses Yang Kuat Kunci Keberhasilan Anda


Jika Anda mau sukses, maka keyakinan untuk sukses harus Anda miliki. Semakin kuat keyakinan Anda, akan semakin besar peluang Anda untuk meraih sukses. Bisa dikatakan, keyakinan yang kuat adalah kunci keberhasilan Anda.

Jika Anda benar-benar mengharapkan terjadinya sesuatu, maka harapan ini memiliki efek yang kuat terhadap sikap dan kepribadian Anda. Semakin besar keyakinan terhadap harapan Anda, semakin mungkin bahwa Anda akan melakukan dan mengatakan sesuatu yang konsisten dengan apa yang Anda harapkan akan terjadi.

Orang yang sukses berharap untuk menjadi sukses. Orang yang sukses senantiasa mengharapkan kesuksesan-kesuksesan dan yakin bahwa hal itu akan terjadi dalam hidupnya.

Namun, harapan atau keinginan jika tidak dibarengi dengan keyakinan, maka harapan itu tidak akan kuat mendorong Anda meraih sukses.

keyakinan untuk sukses
Bagaimana Keyakinan Untuk Sukses Bisa Mengubah Hidup Anda?

Dalam sebuah hadist, Rasulullah saw. bersabda, Allah swt. berfirman, “Aku tergantung kepada prasangka hamba-Ku kepada-Ku“. (H.R. Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Berdasarkan hadist diatas, apapun yang Anda yakini dengan sepenuh hati akan menjadi kenyataan bagi Anda. Keyakinan Anda yang terdalam membentuk suatu layar prasangka yang membelokkan realitas eksternal Anda dan menyebabkan Anda melihat sesuatu tidak dengan cara yang sebenarnya tetapi dengan cara Anda.
Keyakinan Yang Membatasi

Hal terburuk dari semua keyakinan adalah keyakinan yang membatasi diri. Ini adalah keyakinan karena mengalami realita perkembangan dalam hidup, yang biasanya adalah perkembangan yang salah, yang menyebabkan Anda yakin bahwa Anda memiliki keterbatasan dalam beberapa hal.

Sebagai hasil dari keyakinan yang mebatasi diri Anda, Anda terus menerus menganggap remeh diri Anda, dengan mudah menyerah dalam mengejar tujuan, dan lebih buruk lagi, bercerita kepada orang lain disekitar Anda bahwa Anda memiliki kekurangan dalam kualitas dan kemampuan tertentu.

Salah satu langkah terpenting yang perlu Anda ambil adalah mengatasi keyakinan yang membatasi diri Anda. Anda memulai proses ini dengan membayangkan bahwa Anda tidak memiliki keterbatasan sama sekali. Ketika Anda mengembangkan otak Anda sampai ke titik yang benar-benar Anda yakini, bahwa Anda dapat melakukan apapun yang Anda masukkan ke dalam otak, Anda akan menemukan suatu cara untuk menjadikan keyakinan itu sebuah realitas. Hasilnya seluruh keyakinan Anda akan berubah.

Keyakinan merupakan hal yang sulit untuk diubah, namun keyakinan merupakan hal yang dapat dipelajari. Dan apapun yang telah dipelajari dapat dihapus. Anda dapat mengembangkan keyakinan akan keberanian, kepercayaan diri dan ketekunan yang tak dapat dihentikan yang diperlukan untuk mendapatkan kesuksesan besar dengan cara memprogram otak alam bawah sadar Anda dengan cara tertentu. Tingkatkan keyakinan Anda untuk sukses.

Cobalah Anda telusuri keyakinan apa saja yang membatasi Anda. Anda bisa mencoba dengan menjawab pertanyaan ini:

“Apa yang membuat Anda belum sukses atau belum meraih apa yang Anda inginkan selama ini?”

Silahkan tuliskan semua alasan Anda, karena alasan Anda menggambarkan apa keyakinan Anda.

Setelah Anda menuliskan semua alasan Anda belum sukses, coba renungkan dengan alasan Anda itu, apakah benar itu yang menyebabkan Anda gagal.

Cobalah berdiskusi dengan orang sukses atau ahli sukses mengenai alasan-alasan Anda. Namun hati-hati jangan meminta nasihat dari orang yang tidak lebih baik dari Anda, bisa-bisa mereka malah mendukung alasan-alasan Anda.

Menumbuhkan Keyakinan Untuk Sukses

Karena keyakinan begitu vital untuk kesuksesan Anda, maka Anda harus menumbuhkan keyakinan untuk sukses. Seharusnya, jika Anda sudah mengkaji alasan-alasan Anda diatas, keyakinan untuk sukses Anda mulai tumbuh karena satu per satu alasan Anda akan tumbang.

Mulailah dengan keyakinan atas pertolongan Allah. Kuncinya dengan membentuk prasangka terlebih dahulu. Berprasangkalah yang baik kepada Allah, karena Allah sesuai dengan prasangka kita sendiri. Pelajarilah atau tanya ustadz atau ulama tentang kemurahan Allah.

Yang kedua, bangun keyakinan dengan belajar kepada orang lain. Bukankah banyak kisah yang menceritakan orang biasa bahkan mereka yang memiliki keterbatasan bisa meraih sukses? Ini harusnya memberi keyakinan kepada kita, bahwa kita pun bisa sukses.

Bahkan, orang yang Anda anggap hebat pun, asalnya sama saja dengan Anda. Mereka manusia, masih butuh makan, masih butuh minum, masih butuh udara. Mereka punya tubuh, kita pun punya. Mereka punya otak, kita pun punya. Mereka punya hati, kita pun punya.

Tidak ada yang salah dengan diri Anda. Tubuh, pikiran, dan hati Anda adalah potensi yang diberikan Allah baik kepada mereka orang sukses dan juga Anda. Kita sama-sama memiliki peluang untuk sukses dengan potensi yang sudah Allah berikan kepada kita.

Yang membedakan adalah bagaimana kita memanfaatkannya. Kita tidak bisa memanfaatkan potensi kita karena masih ada keyakinan yang membatasi. Kita tidak benar-benar menggunakan hati, pikiran, dan tubuh sebagaimana mereka menggunakannya.

Belajar kepada orang lain bisa dengan bicara langsung, mengamati, membaca buku, menonton video, dan sebagainya. Banyak inspirasi yang bisa kita gali sehingga kita menjadi yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa diri kita bisa sukses sebagaimana orang lain yang sukses. Inilah yang disebut dengan percaya diri.

Kepercayaan diri itu bisa dibangun. Kesadaran akan kesamaan potensi diri adalah fondasi kepercayaan diri. Kepercayaan diri bukan berarti merasa segala bisa. Bukan juga merasa lebih baik dibanding orang lain. Justru merasa sama, termasuk sama dengan orang-orang sukses kelas dunia sekali pun.

Monday 19 March 2018

Sifat Haram Menjadi Pemimpin

1. BALADAH

(Artikel : Fitra Ilhami)
Ini tentang seorang pemimpin negara. Di luar negeri. Lelaki yang dengan cepat menduduki satu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi. Mulai dari walikota, lalu gubernur, kemudian presiden.
Hanya saja lelaki ini nampak tak paham dengan persoalan negara yang super kompleks. Bahkan untuk mengucapkan sebuah sambutan saja ia butuh pegang teks.
Di sebuah forum internasional di Amerika Serikat, pemimpin negara ini berpidato menggunakan bahasa Inggris dengan aksen tempat ia lahir. Kaku sekali. Tak masalah. Bukankah, tiap negara bahkan tiap daerah punya aksen bahasa sendiri?
Namun, bukan itu intinya. Saat sesi tanya jawab akan berlangsung --yang tentu para penanya akan menggunakan bahasa Inggris-- moderator menawarkan penerjemah untuknya. Pemimpin ini menolak. Merasa bisa berbahasa Inggris.
Oke, tanya jawab berlangsung.
Pertanyaan pertama, wartawan asing mengajukan satu soal. Presiden Luar Negeri ini angguk-angguk, seperti paham apa yang ditanyakan. Setelah soal selesai diajukan, apa yang dilakukan presiden ini benar-benar di luar dugaan. Karena bukannya menjawab sendiri, dia malah bilang,
"I want test my minister to answer your question."
Para hadirin di forum itu tertawa. Lalu terjadilah komedi internasional.
Tak lama kemudian berdirilah seorang lelaki berjas, dia-lah menteri yang dimaksud. Lantas menjawab apa yang ditanyakan wartawan tersebut.
Selesai. Presiden Luar Negeri ini tersenyum.
Wartawan lain mengajukan pertanyaan kedua untuk Sang Presiden. Sama, menggunakan bahasa Inggris. Seusai pertanyaan dilontarkan, ternyata presiden ini melakukan hal yang sama. Menyuruh menterinya yang jawab, lagi-lagi dengan kata,
"Saya ingin tes lagi, menteri saya bisa jawab atau tidak." Ia menunjuk menteri lain. Kali ini perempuan. Nampaknya dia adalah menteri luar negeri.
Berbeda dengan yang pertama, kini tak ada tawa dari peserta forum. Para wartawan asing itu terlalu pintar untuk mengerti bahwa ini bukan sekadar komedi. Namun kebodohan. Pemimpin satu ini tak punya gagasan atas problematika negerinya sendiri. Pemimpin ini menunjukkan kebodohannya di khayalak asing. Kebodohan internasional.
Hari itu, dia tak menjawab satu pun pertanyaan dari wartawan.
Ah, jangankan menjawab pertanyaan berbahasa Inggris. Bahkan untuk mengomentari sebuah film saja sudah membuat kaget seluruh anak negeri, karena... Karena meski sudut pandang kameranya pas, tapi komentar ngaco. Akhirnya mau tak mau jadi booming.
Baiklah, itu film. Anggap saja mereview sebuah film itu tidak penting. Tak ada hubungannya dengan persoalan negara. Mari kita lihat komentar beliau tentang perekonomian. Tentang sepatu.
Dan ternyata sama saja. Presiden luar negeri ini hanya lebih banyak mengucapkan kata "apa", hingga seantero negeri jadi mengenangnya sebagai Hari Bingung Sedunia.
Ada yang membela, "Tak penting bisa bicara lancar atau tidak. Yang penting itu kerjanya nyata."
Baiklah, kita lihat kerjanya. Meski kualitas perkataan berbanding lurus dengan kualitas ilmu dan bacaan seseorang. Makin banyak tahu, artinya ia makin banyak membaca. Apalagi dia adalah presiden, yang dituntut terus menambah ilmu lewat bacaan berkualitas. Karena permasalahan rakyat bukan hal biasa.
Oke, kita lihat kerjanya. Apa yang dijanjikan olehnya waktu presiden luar negeri ini kampanye, bahwa akan mempersulit tenaga kerja asing masuk dan menomorsatukan tenaga kerja dalam negeri, sudah terwujud?
Atau akan menekan impor dan mendongkrak ekspor sudah terwujud?
Atau perekonomian negeri sudah meroket?
Belum lagi ketidakmampuannya menjadi penengah konflik horizontal rakyat terutama terkait isu SARA. Mengucap kata Laa Hawla wala quwwata illa billah, malah jadi, La kola waka talah bi illah. Walau begitu dia masih percaya diri mengimami sholat, bahkan mempostingnya di medsos.
Negeri sebesar itu, dipimpin oleh orang yang tak punya gagasan sendiri dalam menahkodai sebuah negara. Ia seperti orang linglung bila bicara tanpa teks. Ia hanya menyampaikan gagasan 'sang penulis teks' dan kepentingan orang-orang di belakangnya.
Ratusan ribu, bahkan ada jutaan anak bangsa di negara itu yang jauh lebih baik, lebih kompeten, lebih teruji, lebih berilmu, lebih berprestasi, yang insyaAllah bisa membawa negara itu jauh lebih baik. Tapi kenapa dapatnya cuma pemimpin yang suka menunjukkan kebodohannya di muka umum.
Meski begitu, kabarnya presiden luar negeri ini pede menyalonkan diri lagi. Anehnya, masih banyak yang mendukungnya walau kemampuan dia tak layak untuk memimpin negeri se-luar biasa itu.
Ah, untung aku tidak berada di negara itu. Itu kan kejadian di luar negeri. Alhamdulillah.
***
Bangkalan, 18 Maret 2018
Fitrah Ilhami