Sunday 25 February 2018

KENAPA PEMUDA SEKARANG OGAH MAIN-MAIN KE MASJID


Kenapa pemuda sekarang ogah main-main ke Masjid ?
karena sejak kecil didoktrin "Masjid bukan tempat main"
maka mainlah mereka di tempat PS
Kenapa pemuda sekarang ogah main-main ke Masjid ?
karena yang di pikiran mereka Masjid itu cuma tempat ibadah ritual, tobat, inget dosa, sama inget mati
Kenapa pemuda sekarang ogah main-main ke Masjid ?
karena Masjidnya tidak menyediakan tempat mencari jati diri
maka mereka carinya di Mall
Kenapa pemuda sekarang ogah main-main ke Masjid ?
karena penjaga di Masjidnya galak, gak kayak penjaga Warnet
Padahal Rasulullah sangat memanjakan anak-anak di Masjid
Kenapa pemuda sekarang ogah main-main ke Masjid ?
"Pelit, tiduran aja gak boleh !"
Padahal Ibnu umar waktu bujang numpang tidur siang malam di Masjid (dah kayak hotel)
Kenapa pemuda sekarang ogah main-main ke Masjid ?
"Gimana mau nongkrong, jam 8 tutup"
Padahal Masjid jaman Nabi buka 24 jam (kalah minimarket)
Kenapa pemuda sekarang ogah main-main ke Masjid ?
karena mereka tidak melihat Masjidnya sebagai sentral kemakmuran umat. yang ada minta dimakmurin mulu
Kenapa pemuda sekarang ogah main-main ke Masjid ?
"Emang ada apaan ? paling orang Sholat sama baca Qur'an"
Padahal di zaman Nabi Masjid bisa jadi tempat latihan Beladiri
Kenapa pemuda sekarang ogah main-main ke Masjid ?
Karena doktrin "di Masjid gak boleh ngomongin Politik"
Maka mereka mencari ideologi lain di luar
Kenapa pemuda sekarang ogah main-main ke Masjid ?
Doktrin "Masjid bukan tempat nyari jodoh, luruskan niat !"
Padahal, Nabi pernah "dilamar" seorang wanita di Masjid yang sedang mencari jodoh
----------------
"Kalau orang ke Masjid niatnya untuk nongkrong/nyari jodoh/berpolitik/tidur/wifi-an/, apa jadinya ?"
Jawabannya : lho memang ada larangannya ? justru ketika Masjid dijadikan sentral kegiatan positif, maka masjid akan makmur seperti di zaman Nabi
Tugas kita para da'i, jangan cuma neriakin anak muda tuk datang ke Masjid, tapi datangi mereka untuk membuat mereka tertarik ke Masjid
------------------------------
------------------------------
----------------
Dulu ketika puasa diakui enak sambil istirahat atau tidur di masjid atau musalah. Apalagi ketika niat i’tikaf.
Tetapi sekarang ini kebanyakan masjid memajang tulisan: "Dilarang Tidur di Masjid." ini mengusik kenyamanan, bukan?
Padahal i'tikaf dianjurkan oleh Islam ketika berpuasa, yakni beri’tikaf di masjid.
Kalau sudah niat, i’tikaf bisa diisi dengan aneka ibadah, minimal zikiran sambil rebahan atau tidur.
Syekh M Nawawi bin Umar Al-Bantani dalam Syarah Kasyifatus Saja ala Matni Safinatin Naja mengatakan,
ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﺎﻟﻨﻮﻡ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻟﻐﻴﺮ ﺍﻟﺠﻨﺐ ﻭﻟﻮ ﻟﻐﻴﺮ ﺃﻋﺰﺏ ﻭﻫﻮ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻋﻨﺪﻩ ﺃﻫﻞ ﻓﻘﺪ ﺛﺒﺖ ﺃﻥ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﺼﻔﺔ ﻭﻫﻢ ﺯﻫﺎﺩ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻓﻘﺮﺍﺀ ﻏﺮﺑﺎﺀ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻨﺎﻣﻮﻥ ﻓﻴﻪ ﻓﻲ ﺯﻣﻨﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ . ﻧﻌﻢ ﻳﺤﻮﻡ ﺍﻟﻨﻮﻡ ﻓﻴﻪ ﺇﺫﺍ ﺿﻴﻖ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺼﻠﻴﻦ ﻭﻳﺠﺐ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﺗﻨﺒﻴﻬﻪ ﻭﻳﻨﺪﺏ ﺗﻨﺒﻴﻪ ﻣﻦ ﻧﺎﻡ ﻓﻲ ﻧﺤﻮ ﺍﻟﺼﻒ ﺍﻷﻭﻝ ﺃﻭ ﺃﻣﺎﻡ ﺍﻟﻤﺼﻠﻴﻦ
Tidak masalah tidur di masjid bagi orang yang tidak junub meskipun dia menjomblo, belum berkeluarga.
Sejarah mencatat bahwa Ash-Habus Shuffah –mereka adalah para sahabat yang zuhud, fakir dan perantau– tidur (bahkan tinggal) di masjid pada zaman Rasulullah SAW.
Semoga pemrintah memberikan perhatian khusus terhadap permasalahan ini.
------------------------------
------------------------------
--------------------------------------
Banyak Pertanyaan-Pertanyaan untuk kita.
Kalo bawa anak, takut ribut dan mengganggu kekhusuan.
> Saudaraku... Apakah sahabat lupa, Rasulullah dengan Para Sahabat nya tetap melaksanakan shalat berjamaah di medan perang? Bagaimana dengan Shalahuddin Al Ayyubi dan Muhammad Al-Fatih. penakluk kota Konstatinopel.
Dan Apa yg di katakan sang penakluk kota Konstatinopel ini ??
" Jika suatu saat masa kelak kamu TIDAK lagi mendengar bunyi bising dan gelak tertawa anak-anak riang di antara shaf-shaf Shalat di masjid-masjid, maka sesungguhnya takutlah kalian akan kejatuhan Generasi muda kalian di masa itu " dan ini BAHAYA saudaraku..
Masa kita hanya karena anak kecil saja sudah begitu enggan membawa anak ke masjid atau kita melarang nya.
Biarkanlah anak-anak bermain dan bercanda di lingkungan masjid-masjid dan suraw-suraw. agar ia mencintai dan terbiasa di lingkungan2 masjid.
Apakah sahabat akan malah senang ia di biarkan bermain HP, android, Gadget, Game, Warnet??
Biarkan ia hidup terbiasa senang dan bermain di masjid, biarkan ia mencintai masjid.
ada pertanyaan, Anak kecil merusak Microphone kadang suka berebutan untuk shalawatan, ya Alloh bang beli lagi. Mendingan Mic Rusak karena di Pake shalawatan dari pada rusak karena gak di pakai. Betul?
Pada Akhirnya kita berharap, Keamanan dan Kebersihan tetap terjaga. dan Jama'ah dan Musyafir pulak merasa nyaman di masjid dan suraw-suraw. mendapat palayanan yang santun dan baik dari Penjaga Masjid.
Kita saling menjaga keamanan,Kebersihan dan Kenyamanan Masjid-Masjid kita. dan terus memakmurkan masjid-masjid kita. Aamiin

Sumber  : uze

Thursday 22 February 2018

NASIHAT UNTUK PARA ISTRI


Saat kau sudah menjadi istri, sesekali pandanglah wajah suamimu ketika ia terlelap.
Itulah orang yang tiada hubungan darah dengan mu namun tetap terus berusaha mencintaimu.
Sesekali saat suami pulang bekerja atau dari tempat usahanya, pandang wajahnya, cium tangannya.
Itulah tangan yang bekerja keras mencari rizki untuk menafkahi dirimu dan anak-
anakmu.
Padahal, sebelum akad nikah ia tak punya hutang budi terhadapmu.
Bahkan ia mempunyai hutang budi terhadap Ibu bapaknya.
Ia memilihmu sebelum ia sempat membalas seluruh hutang budi kedua orang tuanya.
Sesekali saat kau berdua dengannya, lihatlah suamimu, pandanglah wajahnya dengan penuh sayang.
Itulah peribadi yang boleh jadi selalu menutupi masalah-masalah nya diluar rumah,
agar kau tak turut sedih karenanya.
Ia berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri
agar kau tidak ikut terbebani.
Sementara kau sering mengadukan masalahmu kepadanya,
berharap ia mau mengerti dan memberi solusi.
Padahal bisa jadi saat itu masalahnya lebih besar
daripada masalahmu.
Namun kau tetap yang
diutamakannya.
Semoga Allah jadikan keluarga kita sebagai keluarga yang Sakinah M
awaddah Warahmah... Amiin..Allahuma Aminn.

Wednesday 7 February 2018

Tentang anak shaleh

"Goblok kamu ya…”

Kata Suamiku sambil melemparkan buku rapor sekolah Doni.
Kulihat suamiku berdiri dari tempat duduknya dan kemudian dia menarik kuping Doni dengan keras.
Doni meringis.
Tak berapa lama Suamiku pergi kekamar dan keluar kembali membawa penepuk nyamuk.
Dengan garang suamiku memukul Doni berkali kali dengan penepuk nyamuk itu
Penepuk nyamuk itu diarahkan kekaki, kemudian ke punggung dan terus , terus.
Doni menangis “ Ampun, ....ayah..ampun ayah..” Katanya dengan suara terisak isak. Wajahnya memancarkan rasa takut. Dia tidak meraung.
Doni tegar dengan siksaan itu.
Tapi matanya memandangku.
Dia membutuhkan perlindunganku. Tapi aku tak sanggup karena aku tahu betul sifat suamiku.
“Lihat adik adikmu.
Mereka semua pintar pintar sekolah. Mereka rajin belajar.
Ini kamu anak tertua malah malas dan tolol,,
Mau jadi apa kamu nanti ?
Mau jadi beban adik adik kamu ya…he “ Kata suamiku dengan suara terengah engah kelelahan memukul Doni.
Suamiku terduduk dikorsi.
Matanya kosong memandang kearah Doni dan kemudian melirik kearah ku
“ Kamu ajarin dia.
Aku tidak mau lagi lihat lapor sekolahnya buruk.
"Dengar itu..!!!“
Kata suamiku kepadaku sambil berdiri dan masuk kekamar tidur.
Kupeluk Doni.
Matanya memudar.
Aku tahu dengan nilai lapor buruk dan tidak naik kelas saja dia sudah malu apalagi di maki maki dan dimarahi didepan adik adiknya.
Dia malu sebagai anak tertua. Kembali matanya memandangku. Kulihat dia butuh dukunganku. Kupeluk Doni dengan erat “ Anak bunda, tidak tolol" Anak bunda pintar kok. Besok ya rajin ya belajarnya”
“ Doni udah belajar sungguh sungguh, bunda, Bunda kan lihat sendiri.
Tapi Doni memang engga pintar seperti Ruli dan Rini.
Kenapa ya Bunda” Wajah lugunya membuatku terenyuh.. Aku menangis “ Doni, pintar kok Doni kan anak ayah. Ayah Doni pintar tentu Doni juga pintar. “
“ Doni bukan anak ayah.”
Katanya dengan mata tertunduk "Doni telah mengecewakan Ayah, ya bunda “
Malamnya , adiknya Ruli yang sekamar dengannya membangunkan kami karena ketakutan melihat Doni mengigau terus.
Aku dan suamiku berhamburan kekamar Doni.
Kurasakan badannya panas.
Kupeluk Doni dengan sekuat jiwaku untuk menenangkannya
Matanya melotot kearah kosong. Kurasakan badannya panas.
Segera kukompres kepalanya dan suamiku segera menghubungi dokter keluarga
Doni tak lepas dari pelukanku “ Anak bunda, buah hati bunda, kenapa sayang. Ini bunda,..” Kataku sambil terus membelai kepalanya.
Tak berapa lama matanya mulai redup dan terkulai.
Dia mulai sadar. Doni membalas pelukanku. ‘ Bunda, temani Doni tidur ya."katanya sayup sayup.
Suamiku hanya menghelap nafas. Aku tahu suamiku merasa bersalah karena kejadian siang tadi.
Doni adalah putra tertua kami.
Dia lahir memang ketika keadaan keluarga kami sadang sulit
Suamiku ketika itu masih kuliah dan bekerja serabutan untuk membiayai kuliah dan rumah tangga.
Ketika itulah aku hamil Doni.
Mungkin karena kurang gizi selama kehamilan tidak membuat janinku tumbuh dengan sempurna. Kemudian , ketika Doni lahir kehidupan kami masih sangat sederhana masa balita Doni pun tidak sebaik anak anak lain.
Diapun kurang gizi.
Tapi ketika usianya dua tahun, kehidupan kami mulai membaik seiring usainya kuliah suamiku dan mendapatkan karir yang bagus di BUMN.
Setelah itu aku kembali hamil dan Ruli lahir, juga laki laki
dan dua tahu setelah itu, Rini lahir, adik perempuannya.
Kedua putra putriku yang lahir setelah Doni mendapatkan lingkungan yang baik dan gizi yang baik pula.
Makanya mereka disekolah pintar pintar.
Makanya aku tahu betul bahwa kemajuan generasi ditentukan oleh ketersediaan gizi yang cukup dan lingkungan yang baik.
Tapi keadaan ini tidak pernah mau diterima oleh Suamiku.
Dia punya standard yang tinggi terhadap anak anaknya.
Dia ingin semua anaknya seperti dia. Pintar dan cerdas.
“ Masalah Doni bukannya dia tolol, Tapi dia malas. Itu saja. “ Kata suamiku berkali kali.
Seakan dia ingin menepis tesis tentang ketersediaan gizi sebagai pendukung anak jadi cerdas.
"Aku ini dari keluarga miskin Manapula aku ada gizi cukup.
mana pula orang tuaku ngerti soal gizi. Tapi nyatanya aku berhasil.
“ Aku tak bisa berkata banyak untuk mempertahankan tesisku itu.
Seminggu setelah itu, suamiku memutuskan untuk mengirim Doni kepesantren. AKu tersentak.?!!!!??
" Apa alasan Mas mengirim Doni ke Pondok Pesantren “
“ Biar dia bisa dididik dengan benar”
“ Apakah dirumah dia tidak mendapatkan itu”
“ Inisudah keputusanku, Titik.
"Tapi kenapa , Mas” AKu berusaha ingin tahu alasan dibalik itu.
Suamiku hanya diam.
Aku tahu alasannya.
Dia tidak ingin ada pengaruh buruk kepada kedua putra putri kami.
Dia malu dengan tidak naik kelasnya Doni.
Suamiku ingin memisahkan Doni dari adik adiknya agar jelas mana yang bisa diandalkannya dan mana yang harus dibuangnya.
Mungkinkah itu alasannya. Bagaimanapun , bagiku Doni akan tetap putraku
dan aku akan selalu ada untuknya Aku tak berdaya.
Suamiku terlalu pintar bila diajak berdebat.
Ketika Doni mengetahui dia akan dikirim ke Pondok Pesantren, dia memandangku.
Dia nampak bingung.
Dia terlalu dekat denganku dan tak ingin berpisah dariku.
Dia peluk aku “ Doni engga mau jauh jauh dari bunda” Katanya.
Tapi seketika itu juga suamiku membentaknya “ Kamu ini laki laki. TIdak boleh cengeng.
Tidak boleh hidup dibawah ketika ibumu. Ngerti. ...!!!!
Kamu harus ikut kata Ayah.

Besok Ayah akan urus kepindahan kamu ke Pondok Pesantren. “
Setelah Doni berada di Pondok Pesantren setiap hari aku merindukan buah hatiku.
Tapi suamiku nampak tidak peduli. “ Kamu tidak boleh mengunjunginya di pondok.
Dia harus diajarkan mandiri.
Tunggu saja kalau liburan dia akan pulang” Kata suamiku tegas seakan membaca kerinduanku untuk mengunjungi Doni.
Tak terasa Doni kini sudah kelas 3 Madrasah Aliyah atau setingkat SMU. Ruli kelas 1 SMU
dan Rini kelas 2 SLP. Suamiku tidak pernah bertanya soal Raport sekolahnya
Tapi aku tahu raport sekolahnya tak begitu bagus tapi juga tidak begitu buruk.
Bila liburan Doni pulang kerumah, Doni lebih banyak diam.
Dia makan tak pernah berlebihan dan tak pernah bersuara selagi makan sementara adiknya bercerita banyak soal disekolah dan suamiku menanggapi dengan tangkas untuk mencerahkan.
Walau dia satu kamar dengan adiknya namun kamar itu selalu dibersihkannya setelah bangun tidur. Tengah malam dia bangun dan sholat tahajud dan berzikir sampai sholat subuh
Ku perhatikan tahun demi tahun perubahan Doni setelah mondok.
Dia berubah dan berbeda dengan adik adiknya.
Dia sangat mandiri dan hemat berbicara.
Setiap hendak pergi keluar rumah,
dia selalu mencium tanganku dan setelah itu memelukku
Beda sekali dengan adik adiknya yang serba cuek dengan gaya hidup modern didikan suamiku.
Setamat Madrasa Aliyah, Doni kembali tinggal dirumah.
Suamiku tidak menyuruhnya melanjutkan ke Universitas.
“ Nilai rapor dan kemampuannya tak bisa masuk universitas.
Sudahlah.
Aku tidak bisa mikir soal masa depan dia. Kalau dipaksa juga masuk universitas akan menambah beban mentalnya. “
Demikian alasan suamiku.
Aku dapat memaklumi itu.
Namun suamiku tak pernah berpikir apa yang harus diperbuat Doni setelah lulus dari pondok
Donipun tidak pernah bertanya.
Dia hanya menanti dengan sabar.
Selama setahun setelah Doni tamat dari mondok, waktunya lebih banyak di habiskan di Masjid. Dia terpilih sebagai ketua Remaja Islam Masjid. Doni tidak memilih Masjid yang berada di komplek kami tapi dia memilih masjid diperkampungan yang berada dibelakang komplek. Mungkin karena inilah suamiku semakin kesal dengan Doni karena dia bergaul dengan orang kebanyakan.
Suamiku sangat menjaga reputasinya dan tak ingin sedikitpun tercemar. Mungkin karena dia malu dengan cemoohan dari tetangga maka dia kadang marah tanpa alasan yang jelas kepada Doni.
Tapi Doni tetap diam.
Tak sedikitpun dia membela diri.
suatu hari yang tak pernah kulupakan adalah ketika polisi datang kerumahku
Polisi mencurigai Doni dan teman temannya mencuri di rumah yang ada di komplek kami.
Aku tersentak.
Benarkah itu.
Doni sujud dikaki ku sambil berkata “ Doni tidak mencuri , Bunda.
TIdak, Bunda percayakan dengan Doni.
Kami memang sering menghabiskan malam di masjid tapi tidak pernah keluar untuk mencuri.”
Aku meraung ketika Doni dibawa kekantor polisi.
Suamiku dengan segala daya dan upaya membela Doni.
Alhamdulilah Doni dan teman temannya terbebaskan dari tuntutan itu. Karena memang tidak ada bukti sama sekali.
Mungkin ini akibat kekesalan penghuni komplek oleh ulah Doni dan kawan kawan yang selalu berzikir dimalam hari dan menggangu ketenangan tidur.
Tapi akibat kejadian itu , suamiku mengusir Doni dari rumah.
Doni tidak protes.
Dia hanya diam dan menerima keputusan itu.
Sebelum pergi dia rangkul aku” Bunda , Maafkanku.
Doni belum bisa berbuat apapun untuk membahagiakan bunda dan Ayah.
Maafkan Doni “Pesannya.
Diapun memandang adiknya satu satu. Dia peluk mereka satu persatu
“ Jaga bunda ya.
mulailah sholat dan jangan tinggalkan sholat. Kalian sudah besar .”
demikian pesan Doni.
Suamiku nampak tegar dengan sikapnya untuk mengusir Doni dari rumah.
“ Mas, Dimana Doni akan tinggal. “ Kataku dengan batas kekuatan terakhirku membela Doni.
“ Itu bukan urusanku. Dia sudah dewasa. Dia harus belajar bertanggung jawab dengan hidupnya sendiri.
***
Tak terasa sudah enam tahun Doni pergi dari Rumah.
Setiap bulan dia selalu mengirim surat kepadaku.
Dari suratnya kutahu Doni berpindah pindah kota.
pernah di Bandung, Jakarta, Surabaya dan tiga tahun lalu dia berangkat ke Luar negeri.
bila membayangkan masa kanak kanaknya kadang aku menangis.
Aku merindukan putra sulungku. Setiap hari kami menikmati fasilitas hidup yang berkecukupan.
Ruli kuliah dengan kendaraan bagus dan ATM yang berisi penuh.
Rinipun sama.
Karir suamiku semakin tinggi. Lingkungan sosial kami semakin berkelas.
Tapi, satu putra kami pergi dari kami. Entah bagaimana kehidupannya. Apakah dia lapar.
*Apakah dia kebasahan ketika hujan karena tidak ada tempat bernaung.Namun dari surat Doni , aku tahu dia baik baik saja.
Dia selalu menitipkan pesan kepada kami, “ Jangan tinggalkan sholat.
Dekatlah kepada Allah maka Allah akan menjaga kita siang dan malam. “

Prahara datang kepada keluarga kami. suamiku tersangkut kasus Korupsi.
Selama proses pemeriksaan itu suamiku tidak dibenarkan masuk kantor. Dia dinonaktifkan.
Selama proses itupula suamiku nampak murung.
Kesehatannya mulai terganggu. Suamiku mengidap hipertensi.
Dan puncaknya , adalah ketika Polisi menjemput suamiku di rumah. Suamiku terbukti melakukan tindak pidana korupsi.
Rumah dan semua harta yang selama ini dikumpulkan disita oleh negara media massa memberitakan itu setiap hari.
Reputasi yang selalu dijaga oleh suamiku selama ini ternyata dengan mudah hancur berkeping keping. Harta yang dikumpul, sirna seketika. Kami sekeluarga menjadi pesakitan. Ruli malas untuk terus keliah karena malu dengan teman temannya.
Rini juga sama yang tak ingin terus kuliah.
Kini suamiku dipenjara dan anak anak jadi bebanku dirumah kontrakan.
Ya walau mereka sudah dewasa namun mereka menjadi bebanku. Mereka tak mampu untuk menolongku.
Baru kutahu bahwa selama ini kemanjaan yang diberikan oleh suamiku telah membuat mereka lemah untuk survival dengan segala kekurangan.
Maka jadilah mereka bebanku ditengah prahara kehidupan kami.
Pada saat inilah aku sangat merindukan putra sulungku.
Ditengah aku sangat merindukan itulah aku melihat sosok pria gagah berdiri didepan pintu rumah.
Doniku ada didepanku dengan senyuman khasnya.
Dia menghambur kedalam pelukanku. “ Maafkan aku bunda, Aku baru sempat datang sekarang sejak aku mendapat surat dari bunda tentang keadaan ayah. “katanya.
Dari wajahnya kutahu dia sangat merindukanku.
Rini dan Ruli juga segera memeluk Doni.
Mereka juga merindukan kakaknya. Hari itu, kami berempat saling berpelukan untuk meyakinkan kami akan selalu bersama sama.
Kehadiran Doni dirumah telah membuat suasana menjadi lain. Dengan bekal tabungannya selama bekerja diluar negeri, Doni membuka usaha percetakan dan reklame.
Aku tahu betul sedari kecil dia suka sekali menggambar namun hobi ini selalu di cemoohkan oleh ayahnya. Doni mengambil alih peran ayahnya untuk melindungi kami.
Tak lebih setahun setelah itu, Ruli kembali kuliah dan tak pernah meninggalkan sholat dan juga Rini. Setiap maghrib dan subuh Doni menjadi imam kami sholat berjamaah dirumah
Seusai sholat berjamaah Doni tak lupa duduk bersila dihadapan kami dan berbicara dengan bahasa yang sangat halus , beda sekali dengan gaya ayahnya

" Manusia tidak dituntut untuk terhormat dihadapan manusia tapi dihadapan Allah. Harta dunia, pangkat dan jabatan tidak bisa dijadikan tolok ukur kehormatan. Kita harus berjalan dengan cara yang benar dan itulah kunci meraih kebahagiaan dunia maupun akhirat. Itulah yang harus kita perjuangkan dalam hidup agar mendapatkan kemuliaan disisi Allah. Dekatlah kepada Allah maka Allah akan menjaga kita. Apakah ada yang lebih hebat menjaga kita didunia ini dibandingkan dengan Allah. “

“ Apa yang menimpa keluarga kita sekarang bukanlan azab dari Allah"
Ini karena Allah cinta kepada Ayah. Allah cinta kepada kita semua karena kita semua punya peran hingga membuat ayah terpuruk dalam perbuatan dosa sebagai koruptor. Allah sedang berdialog dengan kita tentang sabar dan ikhlas, tentang hakikat kehidupan, tentang hakikat kehormatan.
Kita harus mengambil hikmah dari ini semua untuk kembali kepada Allah dalam sesal dan taubat.
Agar bila besok ajal menjemput kita, tak ada lagi yang harus disesalkan, Karna kita sudah sangat siap untuk pulang keharibaan Allah dengan bersih. “
Seusai Doni berbicara , aku selalu menangis
Doni yang tidak pintar sekolah, tapi Allah mengajarinya untuk mengetahui rahasia terdalam tentang kehidupan dan dia mendapatkan itu untuk menjadi pelindung kami dan menuntun kami dalam taubah
Ini jugalah yang mempengaruhi sikap suamiku dipenjara
Kesehatannya membaik.
Darah tingginya tak lagi sering naik. Dia ikhlas dan sabar , dan tentu karena dia semakin dekat kepada Allah.

Tak pernah tinggal sholat sekalipun. Zikir dan linangan airmata sesal akan dosanya telah membuat jiwanya tentram. Mahasuci Allah
Pembaca yang beriman terdapat beberapa pesan moral dlm cerita itu antara lain :
1).Jangan memaksakan kemampuan anak
2).Jangan merendahkan kemampuan anak
3).Kesuksesan bukan hanya diukur dari kemampuan akademik/nilai raport
4).Anak yg kelihatannya "terbelakang" belum tentu gagal
5). Kasih sayang yg kita berikan kpd semua anak harus adil sesuai dng porsinya
6).Jangan hanya memikirikan uang yg banyak tetapi tidak halal..

Sumber : Rini Ratnarini

Monday 5 February 2018

[JANGAN BUKA JILBABMU SEBELUM MEMBACA BASMALAH]

saat berada di kamar sendirian..
apakah kamu merasa aman untuk melepas jilbabmu??
.
celingak-celinguk kiri-kanan
sepertinya tidak ada orang lain selain kamu..
lalu dilepas deh jilbabnya.. kamu tentu merasa aman, karena tidak ada orang lain yang akan melihat aurat kamu..
tetapi tahukah kamu, bahwa kita dan jin itu hidup berdampingan??
.
namun, kita tidak bisa melihat jin.. sebagaimana firman Allaah Subhanahu wa Ta'alaa:
"wahai anak cucu Adam!! janganlah sampai kamu tertipu oleh syaithan sebagaimana halnya dia (syaithan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya..sesun
gguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka..."
[Q.S. Al-A'roof : 27]
.
kita mungkin sudah sangat hati-hati sekali melindungi diri dari pandangan manusia..
.
tapi, kita juga harus melindungi diri dari pandangan jin (syaithan).
sebagaimana yang sudah diberitakan di atas, kita memang tidak bisa melihat jin, namun jin bisa melihat kita dalam semua keadaan..
termasuk diantaranya, kemungkinan jin melihat kita dan aurat kita saat membuka jilbab, walaupun lagi di kamar sendirian.. namun jangan khawatir, untuk menanggulangi hal ini, Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wasallam mengajarkan agar ketika kita membuka pakaian, kita tidak lupa membaca basmalah (bismillaahirrahmaanirrahiim)
.
dari Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu 'anhu, Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: "penghalang antara mata jin dengan aurat bani Adam, apabila kalian masuk kamar kecil, ucapkanlah bismillaah"
[H.R. at-Tirmidzi no.606]
.
Syaikh Muhammad Hasan Ya'qub berkata:
"ketika melepaskan pakaian (sebagian atau seluruhnya), ucapkanlah; 'bismillaah', nama Allaah adalah berkah yang lebih kuat dari benteng dan tidak dapat ditembus oleh pandangan jin"

#Repost
@negeriakhirat

Saturday 3 February 2018

ISLAM TAPI TIDAK ISLAMI

SYAIKH Muhamad Abduh, ulama besar dari Mesir pernah geram terhadap dunia Barat yang mengganggap Islam kuno dan terbelakang.

Kepada Renan, filosof Prancis, Abduh dengan lantang menjelaskan bahwa agama Islam itu hebat, cinta ilmu, mendukung kemajuan dan lain sebagainya.

Dengan ringan Renan, yang juga pengamat dunia Timur itu mengatakan :

_“Saya tahu persis kehebatan semua nilai Islam dalam Al-Quran._
_Tapi tolong tunjukkan satu komunitas Muslim di dunia yang bisa menggambarkan kehebatan ajaran Islam."_

Dan Abduh pun terdiam. 

Satu abad kemudian beberapa peneliti dari George Washington University ingin membuktikan tantangan Renan.

Mereka menyusun lebih dari seratus nilai-nilai luhur Islam, seperti kejujuran ( _shiddiq_), amanah, keadilan, kebersihan, ketepatan waktu, empati, toleransi, dan sederet ajaran Al-Quran serta akhlaq Rasulullah SAW.

Berbekal sederet indikator yang mereka sebut sebagai  *_'islamicity index'_* mereka datang ke lebih dari 200 negara untuk mengukur seberapa islami negara-negara tersebut.

Hasilnya ?

Selandia Baru dinobatkan sebagai negara paling Islami..!

Indonesia ?
Harus puas di urutan ke 140.

Nasibnya tak jauh dengan negara-negara Islam lainnya yang kebanyakan bertengger di 'ranking' 100-200.

Apa itu islam ?
Bagaimana sebuah negara atau seseorang dikategorikan islami ?

Kebanyakan ayat dan hadits menjelaskan Islam dengan menunjukkan indikasi-indikasinya, bukan definisi.

Misalnya hadits yang menjelaskan bahwa :

_“Seorang Muslim adalah orang yang disekitarnya selamat dari tangan dan lisannya."_

Itu indikator.

Atau hadits yang berbunyi :

_“Keutamaan Islam seseorang adalah yang meninggalkan yang tak bermanfaat."_

_“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hormati tetangga ... hormati tamu."_

_"Bicara yang baik atau diam."_

Jika kita koleksi sejumlah hadits yang menjelaskan tentang islam dan iman, maka kita akan menemukan ratusan indikator keislaman seseorang yang bisa juga diterapkan pada sebuah kota bahkan negara. 

Dengan indikator-indikator diatas tak heran ketika Muhamad Abduh melawat ke Prancis akhirnya dia berkomentar :

_“Saya tidak melihat Muslim disini, tapi merasakan (nilai-nilai) Islam,_
_sebaliknya di Mesir saya melihat begitu banyak Muslim, tapi hampir tak melihat Islam."_

Pengalaman serupa dirasakan Professor Afif Muhammad ketika berkesempatan ke Kanada yang merupakan negara paling islami no 5.

Beliau heran melihat penduduk disana yang tak pernah mengunci pintu rumahnya.
Saat salah seorang penduduk ditanya tentang hal ini, mereka malah balik bertanya :
_“mengapa harus dikunci ?”_

Di kesempatan lain, masih di Kanada, seorang pimpinan ormas Islam besar pernah ketinggalan kamera di halte bis.
Setelah beberapa jam kembali ke tempat itu, kamera masih tersimpan dengan posisi yang tak berubah.

Sungguh ironis jika kita bandingkan dengan keadaan di negeri muslim yang sendal jepit saja bisa hilang di rumah Allah yang Maha Melihat.
Padahal jelas-jelas kata  _“iman”_ sama akar katanya dengan _aman._

Artinya, jika semua penduduk beriman, seharusnya bisa memberi rasa aman.

Penduduk Kanada menemukan rasa aman padahal (mungkin) tanpa iman.
Tetapi kita merasa tidak aman ditengah orang-orang yang (mengaku) beriman. 

Seorang teman bercerita,
di Jerman, seorang ibu marah kepada seorang Indonesia yang menyebrang saat lampu penyebrangan masih merah :

_“Saya mendidik anak saya bertahun-tahun untuk taat aturan,_
_hari ini Anda menghancurkannya._
_Anak saya ini melihat Anda melanggar aturan, dan saya khawatir dia akan meniru Anda."_

Sangat kontras dengan sebuah video di _Youtube_ yang menayangkan seorang bapak di Jakarta dengan pakaian jubah dan sorban naik motor tanpa helm.
Ketika ditangkap polisi karena melanggar, si bapak tersebut malah marah dengan menyebut-nyebut bahwa dirinya habib.

Mengapa kontradiksi ini terjadi ?

Syaikh Basuni, ulama Kalimantan, pernah berkirim surat kepada Muhamad Rashid Ridha, ulama terkemuka dari Mesir. 

Suratnya berisi pertanyaan :

_“Limadza taakhara muslimuuna wataqaddama ghairuhum ?”_

("Mengapa muslim terbelakang dan umat yang lain maju?") 

Surat itu dijawab panjang lebar dan dijadikan satu buku dengan judul yang dikutip dari pertanyaan itu.

Inti dari jawaban Rasyid Ridha,
*Islam mundur karena meninggalkan ajarannya,*
*sementara Barat maju karena memperdalam ajarannya.*

Umat Islam terbelakang karena meninggalkan ajaran _'iqro'_ (membaca) dan cinta ilmu.

Tidak aneh dengan situasi seperti itu, Indonesia saat ini menempati urutan ke-111 dalam hal tradisi membaca.

Muslim juga meninggalkan budaya disiplin dan amanah, sehingga tak heran negara-begara Muslim terpuruk di kategori _'low trust society'_ yang masyarakatnya sulit dipercaya dan sulit mempercayai orang lain alias selalu penuh curiga.

Muslim meninggalkan budaya bersih yang menjadi ajaran Islam, karena itu jangan heran jika kita melihat mobil-mobil mewah di kota-kota besar tiba-tiba melempar sampah ke jalan melalui jendela mobilnya. 

Siapa yang salah ?

Mungkin yang salah yang membuat 'survey'... 

Seandainya keislaman sebuah negara itu diukur dari jumlah jama’ah hajinya pastilah Indonesia ada di ranking pertama.

_Wallahu a'lam bish-shawwab._

*******

Saudara-riku tercinta, mari kita berbenah...
mulai dari diri kita sendiri...
mulai dari sekarang.... 

Thursday 1 February 2018

KISAH PASANGAN MISKIN

Sepasang pengantin baru yang sangat miskin tinggal di ladang yang kecil. Mereka ini masih muda.
Pada suatu hari si suami membuat cadangan berikut kepada isterinya.
“Sayang, saya akan meninggalkan rumah ini. Saya akan mengembara jauh, untuk mencari pekerjaan dan bekerja keras supaya dapat memberikan kamu kehidupan yang selesa yang selayaknya kamu dapat. Saya tidak tahu berapa lama saya tinggal jauh dari kamu, cuma satu yang saya pinta, tunggu kepulangan saya, dan sepanjang kepergian saya, kamu harus setia kepada saya, kerana saya akan setia kepada kamu.
Isterinya bersetuju, jadi pemuda itupun pergi. Dia jalan berhari-hari sehingga akhirnya dia bertemu dengan seorang peladang yang memerlukan pekerja. Pemuda itu menawarkan khidmatnya. Dia diterima. Oleh itu dia membincangkan syarat-syarat dengan majikannya.
“Saya akan bekerja selama mana yang saya mau dan apabila saya ingin pulang, tolong lepaskan saya daripada pekerjaan saya. Saya tidak mau menerima gaji saya. saya mau kamu simpankan itu untuk saya, sehingga pada hari saya akan pergi. Pada hari saya memutuskan untuk pulang, tolong berikan wang saya.”
Mereka sama-sama bersetuju. Jadi, pemuda itu bekerja selama dua puluh tahun tanpa cuti dan tanpa rehat. Selepas dua puluh tahun, dia mendatangi majikannya dan berkata, “Tuan, saya mahukan wang saya, kerana saya ingin pulang.”
Majikan itu menjawab, “Baiklah, lagipun saya telah membuat perjanjian dengan kamu dan saya mematuhinya. Bagaimanapun, sebelum kamu pergi saya ingin menawarkan kepadamu sesuatu yang baru. Saya akan berikan semua wang kamu dan benarkan kamu pergi; atau saya berikan kamu tiga nasihat, tetapi kau tidak akan dapat wang itu. Sekarang, pergilah ke bilikmu dan fikirkan keputusanmu.”
Dia berfikir selama dua hari. Kemudian dia pergi berjumpa dengan majikannya dan berkata, “Saya mahukan tiga nasihat itu.”
Majikan itu menekankan semula, “Jika saya berikan kepadamu tiga nasihat, kamu kehilangan wangmu itu.”
Pemuda itu menjawab, “Saya mahu tiga nasihat itu.”
Kemudian majikan itu memberikan tiga nasihat:
1. Jangan mengambil jalan pintas dalam kehidupanmu, jalan pintas dan tidak diketahui boleh membahayakan nyawamu.
2. Jangan sekali-kali terlalu ingin tahu, kerana keingintahuan terhadap kejahatan boleh membunuh.
3. Jangan membuat keputusan ketika dalam kemarahan atau kesakitan, kerana apabila kamu menyesal, itu sudah telambat.
Selepas memberikan tiga nasihat ini, majikan itu berkata kepadanya, “Di sini ada tiga buku roti untukmu, dua untuk kau makan semasa dalam perjalanan dan yang terakhir adalah untuk kau makan bersama isterimu setelah kau sampai di rumah nanti.”
Jadi, pemuda itupun pergi, selepas dua puluh tahun jauh dari rumah dan isterinya yang dia sangat cintai.
Selepas lima hari perjalanan, dia bertemu dengan seorang lelaki yang menyapa dia dan bertanya, “Ke mana kau pergi?”
Pemuda itu menjawab, “Ke suatu tempat kira-kira 20 hari perjalanan jika saya terus berjalan.
Orang itu berkata kepadanya, “Wahai pemuda, jalan itu sangat panjang! Saya tahu jalan pintas yang sangat selamat dan kau akan sampai dalam masa 5 hari sahaja.”
Pemuda itu mula ikut jalan yang dicadangkan, tetapi kemudian dia teringat nasihat yang pertama. Lalu dia kembali mengikut jalan yang panjang. Beberapa hari kemudian dia ketahui bahawa jalan pintas itu membawa kepada serangan hendap.
Selepas beberapa hari perjalanan lagi, dia dapati rumah tumpangan di tepi jalan, di mana dia boleh berehat. Dia membayar sewa bilik dan setelah mandi dia baring untuk tidur. Pada malam itu dia terbangun kerana dia mendengar jeritan yang menakutkan. Dia bangun dan pergi ke pintu untuk melihat apa yang berlaku. Ketika dia hendak membuka pintu, dia ingat nasihat yang kedua. Oleh itu dia kembali, baring dan tidur semula.
Esoknya, selepas sarapan, pemilik rumah tumpangan itu bertanya kepadanya sama ada dia tidak mendengar jeritan malam itu. Pemuda itu mengesahkan bahawa dia telah mendengar.
Kemudian tuan rumah itu berkata, “Kamu tidak ingin tahukah apa yang berlaku?”
Pemuda itu menjawab, “Tidak.”
Tuan rumah itu berkata, “Kamulah tetamu pertama yang meninggalkan rumah ini hidup-hidup. Jiran saya benar-benar gila. Dia biasanya menjerit pada waktu malam untuk menarik perhatian orang. Apabila tetamu keluar, dia membunuh mereka dan menguburkan mayat mereka di belakang rumah.”
Pemuda itu meneruskan perjalanannya, tak sabar-sabar sampai lebih awal.
Selepas beberapa hari dan malam berjalan, pemuda itu sangat penat, tetapi akhirnya dia nampak rumahnya dari jauh. Waktu itu sudah malam. Ada cahaya dari tingkap dan dia nampak bayang-bayang isterinya. Tetapi dia lihat isterinya tidak bersendirian. Pemuda itu datang lebih dekat dan melihat ada seorang lelaki bersama isterinya. Dia memutuskan untuk menyerbu dan membunuh mereka berdua tanpa belas kasihan. Bagaimanapun, dia menarik nafas panjang dan mengingati nasihat yang ketiga. Lalu dia berhenti, dia memutuskan untuk tidur di luar pada malam itu. Dia tidur di semak, memutuskan untuk membuat keputusan esoknya.
Setelah pagi, dia lebih tenang dan dia berkata dalam hati, “Saya tidak akan bunuh isteri saya dan kekasihnya. Saya akan kembali kepada majikan saya untuk meminta dia terima saya semula. Tetapi sepelum saya pergi, saya mau katakan kepada isteri saya bahawa selama ini saya tetap setia kepadanya.”
Dia ke pintu dan mengetuk. Apabila isterinya membuka pintu dan mengenali dia, si isteri menangis dan memeluknya dengan perasaan yang gembira sekali. Suami itu cuba menolak isterinya tetapi tidak berdaya. Kemudian, dengan linangan air mata dia berkata kepada isterinya, “Saya tetap setia padamu tetapi kamu menghianati aku.
Isterinya terkejut, lalu dia menjawab, “Bagaiama saya menghianati kamu? Saya tidak pernah menghianati. Saya dengan sabat menanti kamu selama dua puluh tahun.”
Kemudian si suami bertanya, “Bagaimana dengan lelaki yang kau usap-usapi semalam?”
Isterinya menjawab, “Lelaki itu adalah anakmu. Ketika kamu pergi, saya dapati saya sudah mengandung. Hari ini genaplah umurnya yang kedua puluh tahun.”
Setelah mendengarnya, si suami memohon ampun dari isterinya. Dia berjumpa dan memeluk anaknya. Kemudian dia menceritakan semua yang dia alami selama pemergiannya. Sementara itu, isterinya menyediakan minuman untuk mereka makan besama roti terakhir yang diberikan oleh majikan si suami. Selepas doa kesyukuran, dia mematahkan roti itu. Di dalam roti itu dia melihat wangnya, semuanya. Bahkan, wang itu lebih daripada gaji yang sepatutnya dia terima bagi kerjanya yang dedikasi selama dua puluh tahun.
Kawan-kawan, begitula umpama Allah mengajar kita. Apabila dia meminta kita buat pengorbanan, dia ingin memberikan kita lebih banyak daripada apa yang kita berikan kepadaNya. Dia mau kita memiliki hikmatNya yang unik dan juga berkat kebendaan.
"RENUNGAN BUAT KITA YG SEMAKIN TUA"
1. Sisα hίdυρ semakin pendek:
» yg boleh kita makan, makanlah;
» yg boleh kita pakai, pakailah;
» yg Ingin kita beli, belilah;
» kalau masih mampu memberi, berilah;
» masih mampu berbagi, berbagilah.
Kerana semua yg ada tidak boleh kita bawa ke kubur. Jangan khuatir dgn ahli waris, Allah yg akan mengatur rezeki selagi mereka berusaha.
Nikmatilah hίdυρ ini dgn pasangan kita selagi masih ada.
2. Sehari berlalu, umur berkurang sehari. Bila kita lewati hari ini dgn berbahagia, kita sangat beruntung, berbuat baiklah & selalu mengucap syukur, kerana kita tdk tahu bila kita akan dipanggil 'pergi'.
3. Waktu cepat berlalu, hidup itu sangat singkat dan susah. Dalam sekejap kita memasuki masa tua, itu PASTI !
4. Bila membandingkan ke atas, kita akan selalu merasa kurang; membandingkan ke bawah, kita merasa lebih; bila kita mampu merasa cukup dan mensyukuri apa yang kita punya, kita pasti bahagia.
Bersyukurlah dengan apa yg kita ada. Manfaatkan ia sebaiknya.
5. Harta, kekayaan, pangkat, kedudukan, kehormatan --- semua itu hanyalah sementara, hanya pinjaman.
Yang terbaik dan terpenting adalah Perilaku Yg Baik, sentiasa membantu orang, tidak berbuat hal2 tercela, mengawal diri.
Jangan menyakiti hati orang lain kerana karma itu ada...
dan yang terpenting melatih diri agar selalu sihat zahir dan batin.
Ini kerana KESIHATAN adalah KEKAYAAN kita dan modal utama menikmati kebahagiaan hίdυρ ini.
6. Kasih ibubapa kepada anak2 tidak ada batasnya !!!.
Kasih anak2 terhadap ibubapa jelas batasnya.
Sedarlah! tatkala anak sakit, hati ibubapa terhiris;
tapi tatkala ibubapa sakit, anak cuma menengok dan bertanya2 ala kadar...
Anak2 memakai wang orang tua sudah seperti keharusan, tetapi orang tua memakai wang anak semacam pasti tidak berlaku!!!
Oleh itu CUKUPILAH diri sendiri dan berikanlah pada anak seBIJAKSANA mungkin.
7. Rumah ibubapa adalah rumah anak, tetapi rumah anak belum tentu jadi rumah ibubapanya. Ibubapa selalu memberikan anak2 tanpa batas... tetapi tidak semua anak akan berbakti kepada ibu bapa. 

SELAMAT MENITI HARI TUA

Harta itu cuma titipan doang ko

Allah swt. adalah zat yang memberikan jaminan rezeki kepada kita. Manusia yang tidak menyadari akan hal ini menganggap bahwa rezeki adalah hasil kerja kerasnya sendiri tanpa ada campur tangan Allah
Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.(Al Qashas:78)
Dunia diciptakan sebagai ujian buat manusia. Sesungguhnya harta dunia tidak akan membawa arti jika tidak dimanfaatkan ke jalan yang diridhai Allah. Harta bersifat netral, ia tidak mulia atau hina. Tapi dengannya apakah seorang menjadi budak yang terlena ataukah mampu menjadi hamba yang lebih dekat kepada Allah swt.
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.(Al Munafiqun:9)
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.(At-thagabun:15)
Seberapa besar, sebanyak apapun harta itu tidak memiliki nilai dihadapan Allah swt. Namun yang bernilai adalah ketika harta itu difungsikan dengan tepat, sesuai dengan yang Allah amanahkan.

Anak SD dan ayahnya

Ada anak bernama Adi yang ingin mengikuti study tour ke sebuah kota

👦 : yah, ini jadi gak, Adi mau ikut Study Tour ?
👨 : Kamu sudah bilang belum ke Allah ?
👦 : Belum, yah.
👨 : Bilang dulu deh ke Allah ! masih ada waktu berapa ?
👦 : Sekarang hari kamis, harus bayar maksimal besok jum'at, sabtu mau berangkat.
👨 : Yasudah, masih ada Maghrib, Isya, sholat malam, dan masih ada subuh di jum'at pagi, buat doa. Sudah, kamu sholat dulu, doa dulu sama Allah.

Adzan Maghrib pun berkumandang

👨 : Ayo kita ke masjid, kita minta sama Allah, supaya kamu nanti bisa berangkat ikut study tour. Harus bayar berapa?
👦 : Rp. 27.000
👨 : Ayo kita minta Rp. 27.000

Setelah selesai sholat maghrib, si ayah menyuruh Adi berdoa

👨 : kamu berdoa, silahkan ! jangan dalam hati, supaya ayah bisa mengamini !
👦 : "Ya Allah, saya ingin ikut study tour, tapi ini ya Allah, punya ayah pelit banget, Rp. 27.000 aja harus Sholat dulu, harus doa dulu, ya itulah mudah-mudahan ayah ngasih."
👨 : hust.., doanya langsung ke Allah.
👦 : "Ya Allah, tolong bayarin saya"
👨 : hust.., doanya langsung aja, bayarin kek, enggak kek, pokoknya berangkat study tour.
👦 : yasudah " seperti yang dikata ayah ya Allah, Aammiiin"
👨 : Aammiiin.

Si Adi diajak lagi sholat Isya, dia doa lagi, ketika si Adi mikir tentang study tour, dibenerin sama ayahnya

👨 : Nak, kamu mikirin Allah, jangan mikirin duit !
👦 : Yaaa, tapi ini harus bayar.
👨 : Tapi itukan kata orang, bukan kata Allah, lihat apa yang yang Allah bilang, kalo Allah bilang " berangkat ya berangkat ", betapa banyak orang yang bisa bayar, gak ikut karena sakit perut, karena ada masalah dengan orang tuanya, karena bis itu mogok, dll. Sudah kamu tidur besok bangun lagi untuk sholat malam.

Dengan nada lembut si ayah menasihati Adi yang gelisah. Dan besok harinya si Adi dipanggil ayahnya

👨 : Adi, sini nak ! berapa duit bayarnya?
👦 : Rp 27.000, yah
👨 : sudah ini ada duit Rp. 27.000
👦 : Alhamdullillah
👨 : sssttt, sebentar, kamu bayarin temen kamu yang belum bayar study tour !
👦 : ooohh..., buat Adi?
👨 : urusan Allah
👦 : ooohh..., urusan Allah
👨 : sudah, nanti juga kamu tau
👦 : yasudah, Assallamu'alaikum

Berangkatlah si Adi ke sekolah dan membayarkan uangnya sesuai perintah ayahnya

👦 : Assallamu'alaikum, Bu ! nih saya mau bayar
🙎 : Wa'alaikumsallam, nah kebetulan memang kamu termasuk yang belum bayar
👦 : tapi ini bukan buat saya, Bu
🙎 : la.. lalu buat siapa?
👦 : siapa temen-temen saya yang belum bayar?
🙎 : ya ada tu, ada satu anak
👦 : yasudah Bu, kata ayah buat dia

🙎 : loh.. kamu kan belum bayar
👦 : tuh dia Bu.., saya juga kagak ngerti. yasudah Bu, ini buat dia ( sambil memberikan uangnya)
🙎 : loh buat kamu gimana?
👦 : buat saya ma, kata ayah " urusan Allah "
🙎 : hmm.. ya tapi, walaupun kamu bayarin orang lain, kamu besok gak bisa ikut loh
👦 : gakpapa, bukan kata orang tua bukan kata ibu, tapi kata Allah
🙎 : ya tapi....
👦 : yasudah Bu, wasallamu'alaikum ( si Adi cium tangan lalu pergi)

Setelah membayarkan uangnya atas perintah ayahnya si Adi lapor lagi ke Allah dalam sholat dhuhanya. " Ya Allah, sudah saya bayarkan sesuai dengan perintah dari ayah. Ya Allah titipkan nasibku kepadamu Ya Allah, supaya besok bisa berangkat study tour "

Si Adi malam sabtu makin gelisah di dalam kamar dan diketaui oleh ayahnya

👨 : nak tenang, kamu InshaaAllah kalo takdirnya berangkat, pasti berangkat, kalaupun tidak maka itu takdirmu. sudah sekarang tidur dulu nak. ( Sambil mematikan lampu dan menutup pintu kamar Adi)

Adi pun tidur tanpa menjawab perkataan ayahnya. Lalu pagi harinya Si Adi ini tidak mandi dan tidak berpakaian sekolah karena dia tau dia tidak akan berangkat.

👨 : nak, kamu tidak bakal tau kamu berangkat atau tidak sampai kamu jalan
👦 : tapi yah..
👨 : gak ada tapi-tapian, bismilah berangkat

Lalu berangkatlah si Adi, sebelum berangkat dia diajarkan dzikir oleh ayahnya, dan kata ayah Adi " kalo sampai, masuk dulu mushola, sholat dhuha dulu, lapor sama Allah bahwa sudah sampai mushola, sudah sampai sekolah, walaupun tidak ikut study tour"
melihat si Adi berangkat keluar rumah, ibunya ini sudah menangis

👩 : nih anak terlalu kecil untuk diajarkan tauhid
👨 : gakpapa Bu, kita kenalkan Allah kepada Adi dan semoga Allah memberi keajaiban kepada Adi

Dan benar, seperti yang diucapkan ayahnya " belum tentu yang punya duit berangkat, dan belum tentu yang gakpunya duit kagak berangkat"
Lalu diabsenlah satu-satu naik bis. Anak yang kemarin berdoa pagi siang sore malam dan di hari terakhir dia bersedekah, Alhamdullillah tidak berangkat juga. Namun tiba-tiba satu pintu bis terbuka, ada ketua kelas turun

👱 : MasyaAllah, kok kamu gak ikut ?
👦 : ya begitulah..
👱 : gitu gimana? belum bayar ya?
👦 : ya belum sih.., ya begitulah..
👱 : ooohh.. jadi sekarang gak ikut nih ?
👦 : ya begitulah..
👱 : yasudah, jagain sekolah ya ! Assallamu'alaikum
( dengan perasaan sedih Adi menjawab salam dari ketua kelas)
👦 :Wa'alaikumsallam

Lalu berangkatlah bis tersebut. semua orang melambaikan tangan termasuk anak yang dibayarin Adi. Setelahnya dia lapor lagi ke Allah dia sholat dhuha, kali ini dia nangis " Ya Allah, nasibku begini amat ya.."

Setelah selesai sholat dan bersiap memakai sepatu, datang mobil alphard warna hitam ke sekolah, turun seorang ibu dan anaknya

👱 : woy Assallamu'alaikum Adi
👦 : loh Ade, Waalaikumsallam
👱 : udah pada berangkat ya?
👦 : iya udah pada berangkat
👱 : kok kamu gak ikut? ketinggalan ya?
👦 : ya begitulah, sebenarnya sih bukan ketinggalan, saya belum bayar. lalu kamu sendiri kenapa?
👱 : ya niatnya mau berangkat, e kok udah ditinggal aja sama bis, soalnya kena macet di jalan. bentar ya
👦 : hah, eh iya

Si Ade lalu bilang ke ibunya tentang Adi dan..

🙎 : yuk kita susul teman-teman kalian, kita naik mobil
(dengan kagetnya Adi menjawab)
👦 : Subhanallah, naik mobil ? Alphard hitam ini ?
👱 : iya naik
👦 : AllahuAkbar, hmm bismillah.
( dengan perasaan bercampur aduk Adi naik dan duduk di dalam mobil tersebut)
🙎 : yang enak ya dik, duduknya
👦 : iya tante

lalu di perjalanan si Adi nangis, berlinang air mata

👱 : kenapa kamu ? gak pernah naik Alphard ya ? (sambil bercanda Ade menghibur Adi)
👦 : kagak, ayah saya bener, ayah saya bener
👱 : memang ayahmu ngomong apa?
👦 : " yang punya duit belum tentu berangkat, yang gak punya duit belum tentu gak berangkat dan yang bayar belum tentu berangkat dan yang belum bayar belum tentu juga gak berangkat "
👱 : ooohhh.. ( si Ade hanya terdiam bingung dan heran)

Lalu berhentilah mobil tersebut di kilometer 26 dan mampir di sebuah rest area, terlihat ibu Ade dari kejauhan membawa makanan yang banyak dan enak untuk Ade dan Adi. lalu si Adi meneteskan air mata lagi.

👱 : walah, nangis lagi, kenapa kamu?
👦 : enggak, saya lagi ngebayangin temen-temen yang bayar Rp. 27000 cuma dapat 1 roti
👱 : oohhh.. ( Ade masih terheran sambil memakan makanan dari ibunya)

Di sisi lain, tepatnya di rumah Adi

👨 : Bu, kalo anak kita pulang di jam 9 pagi ini, berarti dia gagal pergi, tapi semoga dia bertemu Allah
👩 : Aamiiin, Pak

tetapi siapa sangka si Adi tidak pulang dan pulang jam 7 malam

👦 : Assallamu'alaikum, Yah, Bu !
👨 : Waalaikumsallam, wush.. keren, bawa apa itu?
👦 : ini ada tales, singkong, pisang
👨 : Subhanallah anak ayah

Lalu diceritakanlah perjalanan Adi mulai berangkat sampai pulang kepada ayahnya

👨 : Sipp, bagus, akhirnya berangkat kan, besok pagi, berangkat seperti itu lagi ya. Doa, doa, doa. Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.

End

Pelajaran yang diajarkan ayah kepada anaknya bahwa dahulukanlah Allah dari apapun.

Semoga bermanfaat. Wasallamu'alaikum.
Kisah ini viral di media sosial kami kesulitan untuk memcari sumber pertamanya

Adzan yang Salah

Diantara Kesalahan Mengumandangkan Adzan

Tanya tadz, apa hukum memanjangkan huruf ba’ pada kalimat takbir?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Kalimat takbir Allahu akbar [الله أَكْبَر] artinya Allah Maha Besar. Bagian yang dipanjangkan hanya kata Allaah, yang dibaca 2 harakat. Meskipun boleh ditambahkan panjangnya lebih dari 2 harakat dalam rangka al-Isyba’.

Adapun bagian yang lain, tidak ada yang dipanjangkan.

Bagaimana jika bagian yang lain dipanjangkan?

Jika bagian yang lain dipanjangkan, akan menyebabkan perubahan arti.

[1] Memanjangkan hamzah washal pada kata Allah, sehingga dibaca *Aallaah* [آلله] : bertemu dua hamzah yang satu hamzah istifham (kata tanya) dan yang kedua hamzah washol pada lam alif ma’rifat. Jika dibaca Aaallaah Akbar, artinya_Apakah Allah Maha Besar?_.

Sehingga makna kalimat bukan menetapkan kebesaran Allah, tapi mempertanyakan, apakah Allah Maha Besar?

[2] Memanjangkan hamzah qath’i pada kata Akbar, sehingga dibaca Aakbar [آكبر]: bertemu dua hamzah yang satu hamzah istifham (kata tanya) dan yang kedua hamzah qath’i. Jika dibaca _Allahu Aaakbar, artinya Apakah Allah Maha Besar?_.

Sehingga makna kalimat bukan menetapkan kebesaran Allah, tapi mempertanyakan, ke-Maha Besar-an Allah.

[3] Memanjangkan huruf ba’ pada kata Akbar, sehingga dibaca Akbaaar [أَكْـبَار]. Kata *Akbaar* adalah bentuk jamak (plural) dari kata kabar [كَبَرٌ] yang artinya *bedug*.

Al-Buhuti mengatakan,

فإن مد المحرم همزة الله أو مد همزة أكبر لم تنعقد صلاته لأنه يصير استفهاما؛ أو قال : أكبار لم تنعقد صلاته لأنه يصير جمع كبر بفتح الكاف وهو الطبل

Apabila orang yang takbiratul ihram memanjangkan hamzah pada kata Aallah, atau memanjangkan hamzah pada kata Aakbar, maka shalatnya tidak sah. Karena jadinya kata tanya. Atau dia mengucapkan Akbaar, shalatnya juga batal. Karena kata Akbaar adalah bentuk jamak dari kata Kabar [كَبَرٌ] yang artinya bedug.

(Kasyaf al-Qina’, 1/330).

Lajnah Daimah pernah memberikan keterangan yang sama,

لا يجوز مد الباء في التكبيرات في الأذان ولا في غيره؛ لأنه يحرف المعنى، بحيث يكون جمع (كبر) وهو الطبل

Tidak boleh memanjangkan huruf ba’ pada lafadz takbir ketika adzan maupun selain adzan, karena ini mengubah makna. Dimana kata akbaar merupakan bentuk jamak dari kata kabar yang artinya bedug. (Majmu’ Fatawa Lajnah Daimah, 5/59)

Kita bisa perhatikan, kesalahan memanjangkan ba’ berakibat sangat fatal. Allahu Akbaaar artinya Allah Bedug.. subhanallah, maha suci Allah dari kalimat semacam ini.

Demikian, semoga bermanfaat….

Allahu a’lam.

Sumber: Konsultasisyariah.com